Saturday, December 6, 2008

Kaki-kaki Yang Berdiri Saat PEMIRA


Akhirnya saya datang juga ke kampus ketika pemilihan eksekutif berlangsung pada Kamis (4/12) kemarin. Setelah sebelumnya tidak datang selama hampir sepekan. Sehingga ketika itu pun saya tidak merasakan suasana ketegangan kampus menjelang PEMIRA seperti Debat capres BEMU dan panas-dinginnya situasi koalisi antar partai kampus.Ketika pencoblosan kemarin, kampus cukup ramai, meski nuansa kampus –khususnya sospol- tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Saya punya analisa bahwa mahasiswa pada tahun ini tidak memiliki antusias yang sama terhadap politik kampus. Sehingga animo (dilihat dari nuansa kampanye, berkurangnya peserta PEMIRA, dll) mahasiswa dirasakan menurun.Yang namanya perpolitikan pasti diselimuti ketegangan-ketegangan yang menimbulkan emosi dan kelakuan-kelakuan yang bersifat provokasi.


Seperti itu juga yang terjadi pada politik kampus di UIN Jakarta. Banyak artikel-artikel sesat dan menyesatkan yang bertebaran di tataran mahasiswa khususnya yang berstatus pemilih sejati. Seperti yang saya ungkapkan tadi, artikel-artikel tersebut berisi penudingan dan isu-isu yang sengaja diangkat dan dihubung-hubungkan. Dan yang menjadi objek penderita penudingan isu-isu tersebut tidak hanya satu partai dan satu capres saja, namun hampir seluruh pihak peserta PEMIRA. Dan info, saya berhasil mengumpulkan 4 selebaran (ada yang bilang sebenarnya lebih dari itu) yang berbeda-beda.Saya sedikit tertawa, ini salah satu hal paling lucu yang saya lihat dan rasakan.


Saya jadi berpikir tentang realita dan fakta dari apa-apa yang pernah saya baca. Salah satunya buku karya Dr. Ahmad Naufal yang berjudul PERANG ISU DALAM ISLAM terbitan Pustaka Mantiq. Dalam buku itu dijabarkan perihal mengenai isu, mulai dari definisi hingga faktor-faktor penyebab terjadinya isu. Saya menjadi mencoba menganalisa kejadian yang ada di kampus UIN ini sesuai dengan teori yang ada dalam buku tsb. Dan kesimpulannya, tersebarnya dan terjadinya isu-isu ini sudah memenuhi faktor-faktor yang ada, yakni ada si-penyebar alias provokator dan ada pihak yang siap menerima dan menyebarkan (kebanyakan pihak ini ialah pihak yang menjadi alat). Maka dari itu, saya hanya mencoba bersikap menjadi ‘viewer’ alias pemantau. It’s not only waiting and seeing, but also analyzing.Dan terlepas dari itu semua, saya hanya berharap PEMIRA di kampus peradaban ini berlangsung lancar dan tertib. Meski ada simpang siur tidak akan berumur panjang sistem Student Government di kampus ini (kalo emang benar begitu selamat datang deh senat! ^_^).

No comments: