Tuesday, February 10, 2009
Belajar dari HAMAS
Invasi zionis israel ke bumi Gaza untuk sementara waktu dihentikan. Sesaat penduduk Gaza dapat sedikit bernafas lega, sebab terror yang menggila selama kurang lebih 3 minggu untuk sementara waktu berhenti. Namun, tidak ada yang menjamin sampai kapan kondisi ini berlangsung. Boleh jadi sebulan, seminggu, atau bahkan sehari lagi israel akan kembali menginvasi Gaza, membunuh anak-anak, wanita dan penduduk yang tidak berdosa.
Sungguh miris hati ini tatkala berita duka meninggalnya ribuan umat Islam Palestina disiarkan melalui layar-layar televisi. Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina telah menunjukkan kepada kita betapa kejinya israel dalam memperlakukan bangsa Palestina. Anak-anak dan wanita yang seharusnya tidak boleh dijadikan target serangan, justru banyak dibunuh. Sekolah, kamp pengungsian, bahkan kuburan yang tidak ada hubungannya dengan HAMAS turut diluluhlantakkan.
Di sisi lain kita juga melihat bagaimana parahnya kondisi persaudaraan kaum muslimin, khususnya Negara-negara Arab. Jangankan mengerahkan pasukan untuk membantu saudara muslim mereka di Palestina, sekedar mengecam ataupun menyatakan sikap saja seolah enggan. Seolah mereka rela “saudara-saudara” seiman mereka di bantai oleh zionis israel, asalkan kepentingan bisnis mereka tidak terusik.
Bahkan Mesir, sebagai tetangga terdekat Palestina yang diharapkan peran positifnya bagi Palestina, justru membuka daerah perbatasannya sehingga pasukan israel dapat leluasa melakukan serangan darat yang kejam kepada Muslim Palestina. Inilah potret buram “persaudaraan muslim” abad ini. Gelombang protes dan kecaman, serta bantuan justru banyak datang dari negeri-negeri yang jauh seperti Indonesia, Turki, dan sebagainya.
Menariknya, israel akhirnya hengkang dari Jalur Gaza. Entah karena frustasi melawan HAMAS atau ada skenario lain, yang jelas kekuatan HAMAS dapat bertahan dari serangan israel yang membabi buta dan tanpa pandang bulu.
Melihat perjuangan HAMAS yang gigih dan pantang menyerah, kiranya kita perlu belajar dari mereka. Bagaimana mereka mampu menjadi sebuah organisasi yang kuat ditengah kekacauan situasi di Palestina. Selain itu mereka juga mampu menyadarkan bangsa Palestina untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah Israel dengan didasari oleh nilai-nilai keIslaman, sehingga sampai saat ini perlawanan terhadap penjajahan israel tidak pernah surut. Beberapa hal yang dapat kita ambil pelajaran antara lain:
1. Kembali kepada ajaran dan Nilai Islam
Pokok utama yang dibenahi Hamas adalah mengajak rakyat Palestina untuk kembali kepada ajaran dan nilai-nilai Islam, yang telah demikian lama dilupakan dan ditinggalkan. Penyadaran untuk kembali kepada ajaran Islam merupakan hal yang paling asasi untuk dilakukan.
Buah dari apa yang telah dilakukan HAMAS dapat kita lihat hari ini. Bulan Ramadhan lalu, ratusan anak, bahkan ribuan, berusia tujuh sampai sebelas tahun diwisuda karena telah berhasil menghafal Al-quran 30 Juz. Subhanallah. Inilah alasan mengapa israel membunuh anak-anak pada invasinya kemarin, sebab mereka sangat khawatir anak-anak tersebut akan menjadi penentang-penentang mereka suatu hari nanti. Mereka masih ingat Faris Audah, Syuhada kecil yang berani menghadang tank-tank Israel dengan hanya bermodalkan batu di tangannya.
2. Berakar dari gerakan sosial
Dalam kesan media, HAMAS terkesan sangat politis. Bahkan terkesan tidak lepas dari radikalisme, kekerasan, dan terorisme. Terlebih setelah Amerika memasukkan HAMAS kedalam daftar kelompok teroris versi mereka. Padahal sejatinya, HAMAS merupakan sebuah gerakan sosial yang bergelut pada berbagai aspek kehidupan rakyat Palestina.
Jauh sebelum HAMAS berdiri, Ikhwanul Muslimin yang merupakan cikal bakal HAMAS, mendirikan yayasan-yayasan sosial yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, ekonomi dan aspek kehidupan masyarakat lainnya. Salah satunya adalah Al-Majma` Al-Islami yang didirikan oleh Syekh Ahmad Yasin, yang juga seorang pendiri Hamas. Syekh Ahmad Yasin merupakan seorang aktivis sosial yang concern terhadap perbaikan nasib rakyat, sebelum memimpin perjuangan HAMAS nantinya.
Kader-kader ikhwan memprakarsai berdirinya sekolah-sekolah tinggi dan universitas di Jalur Gaza dan Tepi Barat, salah satunya adalah Universitas Gaza yang masih eksis hingga sekarang. Di bidang ekonomi, mereka mendirikan perusahaan-perusahaan kecil dan menengah. Gerakan ini efektif membendung gelombang pengangguran dan memperkuat perekonomian masyarakat. Bahkan ketika israel melakukan blockade terhadap Jalur Gaza, perekonomian masyarakat palestina masih tetap berdenyut. Gerakan ekonomi yang dilakukan HAMAS mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi domestic yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga ketergantungan terhadap israel dan dunia luar dapat dikurangi.
Semua yang dilakukan HAMAS itu membuat mereka dekat dengan masyarakat. HAMAS dirasakan masyarakat menjadi solusi ditengah ketidakpastian hidup yang meraka derita. Oleh karena itu tidaklah mengherankan ketika HAMAS memenangkan pemilu 2006 yang demokratis, jauh mengungguli pesaing yang lain. Padahal itulah kali pertama mereka tampil dalam pemilu di Palestina. Namun demikian, pihak Amerika dan sekutunya tidak mengakui pemerintahan HAMAS, sehingga melakukan embargo dan blockade kepada Palestina. (Tiar Anwar Bahtiar, 2006).
Perlawanan bersenjata yang dilakukan HAMAS selama ini sejatinya dilakukan oleh sayap militer brigade Izzuddin Al-Qossam. Divisi lainnya tetap menjalankan fungsi sosialnya dalam melayani masyarakat. Jadi, HAMAS bukanlah organisasi bersenjata belaka melainkan sebuah gerakan yang menggarap aspek-aspek kehidupan masyarakat.
3. Berjuang dalam rangka mempertahankan HakPerjuangan bersenjata yang dilakukan HAMAS adalah sebuah keharusan dalam membela diri. Demi mempertahankan hak-hak dan wilayah Palestina yang selalu dicaplok israel dari waktu ke waktu, mereka mengobarkan perlawanan. Akan tetapi media, utamanya media barat, justru memutarbalikkan fakta. Mereka mengesankan HAMAS- lah pihak yang tidak menghendaki perdamaian di Timur Tengah dengan dalih roket-roket yang senantiasa di luncurkan ke pemukiman Yahudi. Perjuangan HAMAS saat ini bukan dilatar belakangi karena sebuah kebencian belaka terhadap Yahudi israel, tetapi perjuangan HAMAS dilatarbelakangi dengan sebuah perjalanan sejarah Penjajahan Yahudi ditahun 60-an dan ditambah dengan keluarnya resolusi PBB yang membagi wilayah-wilayah palestina saat itu. Rakyat Palestina menginginkan kemerdekaan bangsanya atas penjajahan israel. Hal ini yang menyebabkan HAMAS beserta rakyat Palestina melakukan pembelaan terhadap haknya tanpa mengenal lelah.(Masdar, 2009)
Tuesday, January 6, 2009
Memurnikan Cinta
Rasulullah Saw bersabda, "ada tiga hal, jika ketiganya ini ada padadiri seorang maka ia akan merasakan manisnya iman, yaitu (1) menjadikan Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari apapun juga (2) mencintai seorang hanya karena Allah (3) membenci untuk kembali kepadakekafiran setelah sebelumnya Allah menyelamatkannya, sebagaimana iamembenci jika dilemparkan ke dalam neraka." (HR. Bukhori, Muslim,Ahmad, Tirmidzi, Nasa'I dan ibn majah dari Anas)
Ada fenomena hijrah yang tersirat dari hadits di atas, yang selalumembutuhkan siraman dan pemeliharaan. Hijrah yang memindahkankehidupan kelam menjadi kehidupan yang lebih bersih, lebih cerah danlebih menjanjikan. Sahabat Rasulullah adalah orang yang paling mampumerasakan manisnya iman itu, setelah sebelumnya bergelimang dengankehiruk pikukan kehidupan jahiliyah, yang kemudian mereka tutup denganhijrah tersebut.Namun pada akhirnya sekedar rasa itu saja ternyata belum cukup,terbukti dengan taujih Rasulullah ini yang memotivasi mereka untukselalu memelihara, menyirami dan memupuki tanaman iman ini. Karenakeimanan, sebesar apapun dan semanis apapun, ternyata masih rentanterhadap godaan-godaan dan badai topan yang selalu menerjang.
Sebagaimana juga rentannya hati manusia dari noda-noda hitam yangmengkelamkannya. Tidak pandang bulu siapakah manusia itu, ustadz,mahasiswa, da'I atau para sahabat Rasul sekalipun. Mungkin inilahhikmahnya mengapa Rasulullah mengatakan hal ini langsung di hadapanpara sahabatnya.
Dalam sebuah hadits yang sangat masyhur, Rasulullah pernah memberikanwarning akan pentingnya menjaga motif dalam berhijrah. Ketika itu beliau mengatakan, "bahwasanya segala perbuatan itu tergantung dariniatnya dan bahwasanya seorang itu akan mendapatkan (ganjaran dariAllah) sebagaimana yang diniatkannya. Maka barang siapa yang berhijrah karena mengharapkan Ridho Allah dan RasulNya, maka ia akanmendapatkannya. Namun barang siapa yang berhijrah karena mengharapkan hal-hal yang bersifat keduniawian atau karena ada seorang yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu akan mendapatkan sebagaimana yangdiniatkannya."
Sesungguhnya sangat tragis, seseorang yang sudah mengahbiskan waktu,biaya, tenaga dan usaha untuk sebuah aktivitas yang secara dzohir adalah aktivitas da'wah, namun ternyata didalamnya terdapatkegersangan dan kerapuhan yang memotivasi aktivitas tersebut. Apalagi hanya karena faktor "lawan jenis" yang diharapkan dapat hidupbersamanya kelak. Walaupun mungkin dimata manusia, kerapuhan itu tidaknampak, namun dimata Allah, hal sekecil apapun tidak akan ada yang tertutupi.
Untuk itulah Rasulullah tidak bosan untuk mentaujih sahabatnya denganketiga hal ini.
1. Pertama untuk mencintai Allah dan RasulNya diatas segala-galanya, yang sekaligus juga memberikan nuansa untuk meluruskanniat-niat dari bisikan syaitan dan manusia yang akan mengotorinya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah juga mengingatkan "sesungguhnya Syaitan itu berjalan dalam tubuh anak cucu adam sebagaimana perjalanannya darah".
Sebuah ungkapan yang memberikan suatu rasa bahayanya bisikandan godaan syaitan. Oleh karena itulah, niat yang lurus tetap harusdijaga kelurusannya sampai waktu yang tak terbatas, karena tidakmustahil, yang lurus bias menjadi bengkok di tengah jalan. Dan jikasudah bengkok, itu merupakan pertanda musnahnya amalan-amalan yangtelah dengan lelah diusahakannya.
2. Kedua, Rasulullah mentaujih untuk mencintai seseorang hanya karenaAllah.
"warning" yang kedua ini, meskipun bernuansa ukhuwah, namunlagi-lagi kembalinya kepada niat yang bersih. Ukhuwah dengan segalakeutamaan yang dimilikinya. Jangan sampai keinginan-keinginan duniawimenyelinap lalu menggerogot habis nilai-nilai keukhuwahan itu sendiri.Ketiga, adalah hal yang sangat kental nuansa keterkaitannya denganhijrah. Setelah kenikmatan hijrah itu terasa manisnya dalam hati,dalam gerakan dan dalam segenap aktivitas, maka jangan sampaikenikmatan ini pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada si pemiliknya. Namun terkadang, hal ini pulalah yang sering banyakdilupakan oleh kita semua.
Ada sebuah fenomena yang terasa berbeda ketika seseorang melangkahkan kakinya ke dalam dunia islam yanghakiki. Ada derai air mata yang membasahi pipi ketika teringat betapadahulu ia bergelimang dosa. Ada pula tetesan air mata lain ketikamenikmati lantunan ayat suci al qur'an dibacakan dalam sholat malam. Dan ada berbagai kenikmatan lain yang teramat sukar digambarkan dengankata-kata…Mungkin itulah halawatul iman, yang memang tak sebanding dengankenikmatan dunia yang fana. Karena kenikmatan manisnya iman ini adalahkenikmatan abadi yang tiada pernah akan diketahui kecuali oleh merekayang pernah merasakannya. Namun entah mengapa, ketika ia harus bergesekan dengan waktu, kegiatan-kegiatan da'wah dan setumpuk agenda lainnya yang secara formal menggambarkan keiltizaman terhadap islam, justru kenikmatanmanisnya iman ini terasa kian lama kian pudar. Diakui atau tidak,demikianlah kenyataannya.
Terasa dalam sanubari,kelonggaran-kelonggaran praktis dengan berbagai alasan, yang seolahmemaksa kita untuk melegalkan berbagai tindakan yang sebenarnya tidak syar'I. marilah kita jujur kepada diri kita sendiri dan tentunyakepada Allah, tentang seberapa jauh sudah kita tinggalkan Dia? Betapaternyata dalam formalitas kedekatan kita kepadaNya ada jurang yang kita buat sendiri yang justru memisahkan kita dengan Allah. Seorang da'I memang memerlukan perenungan kembali tentanglangkah–langkahnya sendiri. Tadabur yang dapat membenahi kembali langkah-langkah kaki menggapai ridho ilahi. Kalau dahulu kita bisa hijrah meninggalkan kemaksiatan, seharusnya semakin lama kita semakinjauh dengan dengan kemaksiatan tersebut, bukan malah mencoba bermainapi dengan 'sesama aktivis da'wah' dalam kemaksiatan yang sama.
Syaitan tetaplah syaitan, yang selalu berupaya menjebloskan langkah kaki kita dalam lobang-lobangnya. Syaitan akan bergembira karena bisa menjebloskan kita ke jalannya setelah kita hijrah, padahal dulu merekakecewa melihat kita hijrah. Ada benang merah yang sukar dipisahkan baik ketika kita berada dalamkejahiliyahan maupun setelah kita berhijrah, yaitu ketika kita jugaterperdaya oleh makar-makarnya. Benang merah itu adalah bahwa kitasama-sama masih terjerat dalam tipuan syaitan.Begitulah memang salah satu dimensi kehidupan manusia yang sangatlemah, manusia yang tiada daya dan selalu terperdaya. Maka sudah jelasbagi kita, bahwa tidak ada jalan lain, kecuali untuk merajutjalanmenuju RidhoNya. Marilah kita mentajdid (memperbaharui kembali)kehijrahan kita, untuk merasakan kembali manisnya iman yang sempatmenghilang dari sanubari kita yang paling dalam. Jangan biarkan iahilang untuk selamanya, jangan pula kita mencerai beraikan lagibenag-benag yang sudah kita pintal sendiri.
Allah SWT mengatakan dalamAl Qur'an "dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatankeji atau menganiaya diri sendiri, mereka langsung ingat kepada Allahlalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yangdapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidakmeneruskan perbuatan kejinya sedangkan mereka mengetahui. Mereka itubalasannya adalah ampunan dari Rabb mereka dan syurga yang didalamnyamengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulahsebaik-baik pahala orang-orang yang beramal." (Q.S 3:135-136)
Bersihkan Hati Wahai Da'iManusia diciptakan Allah SWT dengan memiliki dua komponen pentingdalam dirinya: pertama komponen materiil, yang berupa jasadiyah dengansegala kesempurnaannya. Kedua, komponen ruhiyahnya berupa ruh yangAllah tiupkan ke dalam tubuh manusiaKomponen kedua inilah sebenarnya yang memiliki kekuatan besar dalamdiri manusia, karena lebih dapat menangkap dan memahami tentanghakekat keberadaan alam semesta ini. Kekuatan ruhiyah ini adalahkekuatan yang tiada batas, yang dapat menembus dinding-dinding batuanyang kua, dan dapat menerjang dan bertahan di tengah-tengah goncanganbadai yang teramat dahsyat sekalipun.
Muhammad Qutub mengatakan,"bahwa kekuatan ruhiyah tidak mengenal batasan ikatan, dan tidak pulamengenal keterbatasan waktu dan tempat…"
Atas dasar urgensitas inilah, maka para aktivis da'wah seyogyanyaadalah mereka-mereka yang menitikberatkan tarbiyah nafsiyahnya padasector ruhiyah ini. Karena sector ini menunjukkan secara dzohiritentang kadar kebersihan jiwa seorang al akh ataupun ukht. Melalaikanhal ini merupakan salah satu bentuk membiarkan diri terbawa aruskehancuran.
Padahal Allah mengatakan: walaa tulqu biaydikum ilattahlukah "dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalamkebinasaan" (2:195)
Dapat kita bayangkan, bagaimana kadar keimanan orang-orang yang menjadi mad'u kita, masyarakat sekitar kita, jika para da'iyahnya sendiri hanya memiliki kadar ruhiyah sekitar misalnya 5% saja? Apakahkadar sekecil ini mampu mengantarkan mereka untuk memikul beban da'wahyang teramat berat ini?
Benar sekali apa yang dikemukakan Ustadz fathiyakan, bahwa "tanggung jawab seorang da'I terhadap dirinya sendirijauh lebih besar dibandingkan dengan tanggung jawab mereka kepadamasyarakatnya."
Karena kecacatan pada ruhiyah seorang da'I,berimplikasi besar pada langkah-langkah da'wahnya, yang berakibat pulapada kecacatan dalam menyampaikan amanat-amanat da'wah.
Mengenali penyakit-penyakit pribadi da'i Ustadz fathi yakan dalam musykilat ad da'wah wa al da'iyah menjabarkantentang penyakit-penyakit yang harus dituntaskan dalam diri aktifisda'wah. Ada empat hal yang beliau utarakan, yaitu:
A. Du'atul islam ahwaajunnas litta'arufi ila 'uyubihim (aktifis da'wahadalah orang yang paling berkepentingan untuk mengenali"penyakit-penyakit pribadinya sendiri")
Sebagaimana yang terkandung dalam muqodimah, seorang aktifis da'wah adalah orang yang memiliki tanggung jawab yang besar terhadappengisian ruhiyah pribadinya. Bahkan tanggung jawabnya terhadap dirisendiri lebih besar dibandingkan dengan tanggung jawabnya terhadapmasyarakatnya. Oleh karena itulah, mengenali aib (penyakit-penyakithati) nya adalah komponen dasar dalam mentarbiyah pribadinya. Penyakit sekecil apapun, tidak boleh luput dari perhatian da'I, apalagi dianggap remeh.
Karena yang kecil merupakan pintu menuju kepada yanglebih besar, ada beberapa cara untuk mengenali penyakit-penyakit hati:
1) Pro aktif mencari majelis-majelis ulama yang memiliki banyakpengalaman di jalan da'wah, untuk mendengar taujih, nasehat, bahkanjika ada kesempatan bertanya langsung kepada mereka, tentang"panyakit" yang kita miliki
2) Memiliki seseorang akh atau ukht yang dianggap memiliki nilai plusdalam ruhiyah dan da'wa, kemudian mengakrabinya. Dari keakraban iniakan muncul tanasuh dan tawashi. Umar bin khottob sendiri yang sudahmendapatkan berita gembira mendapatkan surga, berkata rohimallahuimraan ahda ila 'uyuubi "semoga Allah memberi rahmat kepada orang yangmau menunjukkan aib-aibku". Suatu katika beliau bertanya kepadakhuzaifah ibn yaman, engkau adalah sahabat yang menyimpanrahasia-rahasia Rasulullah tentang kaum munafik, apakah engkau melihatpada diriku cirri-ciri kemunafikan?
3) Mengetahui penyakit pribadi dengan bercermin dari penyakit oranglain. Ketika kita melihat orang lain memiliki penyakit tertentu, makaketika itu pula kita berusaha menjauhi penyakit yang sama dalam dirikita.
B. Du'atul islam wa daa al kibr (aktifis da'wah dan kesombongan)
Pada hakekatnya, aktifis da'wah adalah orang yang rentan terhadappenyakit "al kibr". Karena segala sector yang dimasuki da'I, merupakansector-sektor yang tumbuh dengan suburnya bermacam-macam penyakit ini.Oleh karena itu Rasulullah SAW sendiri dalam do'anya selalumengucapkan:"Allahuma inni a'udzu bika min nafkhotu al kibriya"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari tiupan (buaian) kesombongan'.
Ada beberapa penyebab yang menimbulkan penyakit al kibr ini dalamhatipara aktifis da'wah:
1) Ghurur al Ilm (ghurur/perdayaan ilmu)
Seseorang yang dilebihkan Allah SWT dalam hal keilmuan, rentan dengantipuan ghurur ilmu ini. Seorang ustadz, yang biasa dihormati orangkarena memberikan ceramah, taujih, seringkali terbiasa oleh sikap"merasa paling benar, paling tahu dalam masalah agama,",dsb. Sehinggaterkadang sulit baginya untuk menerima suatu nasehat, kritik dansebagainya dari orang lain. Terlebih-lebih jika orang yangmenasehatinya itu berada dibawahnya dalam keilmuannya. Maka tidakheran jika Rasulullah mengatakan; afatul 'ilm al khilaa "penyakit ilmuadalah kesombongan"
2) Ghurur at tadayyun (Ghurur tadayun)
Yang dimaksud dengan ghurur tadayun ini adalah sikap ghurur yangditimbulkan oleh sikap merasa yang paling sempurna dalam menjalankan syari'at-syari'at islam. Dari sikap seperti ini, berimplikasimenganggap orang lain tidak memiliki kesempurnaan, kecuali denganmelakukan seperti yang dilakukannya. Aktifis da'wah juga sangat rentanterhadap penyakit ini.
3) Ghurur asy Syakhshiyyah (Ghurur kepribadian)
Ghurur ini adalah akibat dari rasa bangga seorang dengan dirnyasendiri, baik dari segi fisik, wajah, pakaian, kekayaan, keluarga,dsb. Bentuk yang elok sebagai aktifis da'wah seperti jenggot yangterpelihara rapi, baju koko, jubah panjang, jilbab yangberkibar-kibar, dsb. Bias menjadikan seseorang terjerumus dalam ghururini. Apalagi jika "atribut-atribut" seperti itu mendapatkan pujiandari aktifis lain. Maka hendaknya seorang aktifis merasa bahwa yangterpenting adalah sesuatu yang terdapat dalam relung hatinya.
Rasulullah SAW bersabda;Innallaha laa yandzuru ila ajsadikum wa laa ila suwarikum wa lakinyandzuru ila qulubikum wa a'malikum "sesungguhnya Allah itu tidakmelihat pada fisik-fisik dan bentuk-bentuk kamu, melainkan Allahmelihat pada hati-hati kamu dan 'amal-'amal kamu"
C. Du'atul islam fi tho'atillah (aktifis da'wah dalam ketaatannya kepada Allah)Aktifis da'wah tertuntut untuk melakukan mutaba'ah terhadap dirinyaguna meningkatkan kadar keimanan yang dimilikinya, karena da'I selalu berinteraksi dengan mereka-mereka yang banyak melalaikanperintah-perintah Allah.
Oleh karena itu, da'I tertuntut untukmemiliki perhatian khusyu' terhadap masalah-masalah ubudiyah kepadaAllah.
Di antara yang terpentingnya adalah;
• Qiyamulail
• Sholat jama'ah
• Tilawatul Qur'an
• Merenungi kenikmatan-kanikmatan yang Allah berikan, seperti dalam makanan.
• Itqon (bersungguh-sungguh) dalam beramal dan berusaha
• Muroqobatullah (merasa diawasi Allah) dimanapun kita berada
• Silaturahmi/ziarah
• Menambah tsaqofah (wawasan/ilmu)
• Kesiapan jiwa untuk berkorban dalam islam
• Memberikan hak kepada seluruh jasad kita.
D. Du'atul Islam wal huduudu asy syar'iyah lil alaqotu al ukhuwwah(aktifis da'wah dan batasan-batasan syar'I dalam hubungan ukhuwahislamiyah)
Ukhuwah merupakan salah satu pondasi dalam harokah islamiyah. Ukhuwah merupakan ikatan persaudaraan antara seorang akh dengan yang lainnya,antara seorang ukht dengan yang lainnya juga. Ukhuwah dalam sejarahnyatercatat sebagai hal yang Rasulullah SAW bangun, sebelum beliaumembangun masyarakat islam madinah pada waktu itu. Bahkan ukhuwah jugadijadikan standar kesempurnaan iman seseorang.
La tadkhulu al jannah hatta tu'minu walaa tu'minu hattaa tahaabu "kamutidak akan masuk surga sampai kamu beriman, dan kamu tidak dikatakanberiman hingga kamu saling mancintai"
Ukhuwah sangat membantu kerja da'wah dalam bentuk apapun, sangat cepatmengobati kesedihan hati seorang akh atau ukht, ketika menghadapiganjalan dalam da'wah.namun tidak jarang, ketika tujuan-tujuan Robbanidari ukhuwah itu sedikit bergeser, bergeser pula pola ukhuwah menjadi"hubungan lain" yang justru jauh dari sifat-sifat ke ukhuwahan.Ukhuwah tidak boleh berlebihan, seperti hubungan orang yang bermesraandan tidak boleh pula 'kekurangan', hingga terasa keringdan salingacuh. Namun ukhuwah adalah ukhuwah, yang terdiri di atas tonggakkeimanan kepada Allah yang maha penyayang, dan berjalan diatas rel alQur'an dan Sunnah.
Jika ukhuwah sudah keluar dari bingkai aslinya,maka akan hilang pula dhowabit syar'iyah yang tidak mustahil akanmenjerumuskan keduanya dalam hal-hal yang tidak terduga sebelumnya.Aktifis da'wah lagi-lagi dituntut untuk memahami benar hal ini.Hendaknya mereka waspada akan segala fikiran yang terlintas dalambenaknya. Mereka juga harus mendudukkan "saudaranya" sebagaimana yangdipersepsikan islam. Hati seorang da'I harus tetapsuci, bersih dantidak pernah ada yang kekal dalam memori hatinya, kecuali Allah danAllah… tidakkah teringat oleh kita semua, ketika Rasulullah memiliki nilai ukhuwah yang teramat tinggi kepada abu bakar,
beliau mengatakan;Lau kuntu muttakhidza min ahli al ardhi kholiila, liattakhidzati ababakrin kholiila "sekiranya aku boleh mengambil seorang kekasihdiantara penduduk bumi ini, sungguh aku akan menjadikan abu bakersebagai kekasihku"
Ada juga keteladanan lain yang di contohkan salafuna soleh dalamsebuah ungkapannya;Wuqifat 'ala baabi qolbi arba'iina 'aaman hatta laa yadkhulatihghairullah "aku menjaga pada pintu hatiku selama empat puluh tahun,hingga tak satupun yang dapat memasukunyya selain Allah."
KHOTIMAH Hati seorang da'I adalah sebagaimana yang Rasulullah gambarkan; "hatiitu terpampar dengan fitnah-fitnah, seperti tikar yang terurai-urai.Hati mana saja yang menerima fitnah-fitnah tersebut, akan berbintikhatinya dengan bintik-bintik hitam. Dan hati mana saja yang menolak fitnah-fitnah tersebut, maka akan berbintik hatinya denganbintik-bintik putih, hingga akan menjadi dua hati. Hati yang putih seperti sesuatu yang jernih yang tidak akan terusakkan dengan fitnahapapun selama ada langit dan bumi. Atau hati hitam seperti debu yangtidak mengenal kebaikan dan tidak pula mengingkari kemungkaran."Sudah seharusnya aktifis da'wah menjaga kesucian niatnya dari apapunyang dapat merusak kesucian hatinya. Agar amanat da'wah yangdiembannya benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dihadapan Allah. Jangan sampai kita menjadi penyeru kepada kebaikan, namun kita sendiriterbuai dalam kemaksiatan.
Mengenai hal ini ibn samak mengatakan: "betapa banyak orang yang mengajak untuk mengingat Allah, namun diasendiri melupakan Allah… betapa banyak orang yang mengajak untuk takutkepada Allah, namun ia sendiri berani terhadapnya… betapa banyak orangyang mengajak untuk mendekatkan diri kepada Allah namun ia sendiri jauh dari Allah… lari dariNya… dan betapa banyak orang yang membaca ayat-ayat Allah, namun ia sendiri melepaskan diri dari ayat-ayatAllah. Para sahabat Rasul pun ketika menjaga hati mereka, sampai –sampaimereka takut untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka dihadapanAllah;Abu bakar berkata; laitanii matsaluka thooir walam akhluqu basyar "sekiranya aku sepertimu wahai burung, dan aku tidak diciptakan sebagaiseorang manusia…" abu dzar al Ghiffari juga berkata; wudidtu anniisyajaratan ta'dhid "betapa inginnya aku jika aku seperti sebatangpohon yang ditebang…"
utsman ra. Juga mengatakan; wudidtu annii laumuttu lam ab'ats "betapa inginnya aku jika aku mati tidak dibangkitkankembali…"
Jika mereka yang sudah mendapatkan pujian langsung dari Allah danRasulNya saja memiliki rasa kekhawatiran yang sedemikian rupa, maka kita seharusnya 100% lebih takut dibandingkan mereka.
Wallahu a'lam wa illallahi qashdusabil.
Maroji':
Qowarib al najah fi hayat al du'at Utz Fathi Yakan
Musykilat al Da'wah wa al Da'iyah utz Fathi YakanHayatuna Al Ruhiyah, abd al Hamid al balaly, majalah al mujtama'
Sunday, January 4, 2009
--artikel numpang curhat--
asalamualaikum
insya allah aku wisuda 10 januari...
tidak nyangka kami semua bisa mencapai pendidikan yang tinggi.
orang tua ku benar pejuang keras,walau penghasilan 10.000 perhari tetapi mampu menyekolahkan 4 orang anaknya keperguruan tinggi dan adikku yang msih duduk di SMP. hebat bukan...
kakak pertamaku lulusan D4 STIP,yang mebutuhkan biaya asrama dan SPP. Kakak keduaku lulusan S1 UNES yang membutuhkan biaya kost, makan dan SPP. kakak ke tigaku lulusan D3 STMT TRISAKTI yang membutuhkan SPP 2 juta persemester. sementara aku tinggal menunggu wisuda untuk mengambil gelar S1 di UIN, tentu membutuhkan ongkos PP 400.000 perbulannya.
secara matematika penghasilan orang tua ku tidak akan pernah cukup untuk membiayai itu semua, karena sebulannya hanya berkisar 300 ribu s.d 400 ribu.
tetapi ternyata RIZKI ALLAH ITU LUAS tidak hanya satu pintu melainkan banyak pintu. aku hanya bersyukur dan mengucapkan alhamdulilah....bagiku ini keberkahan.
apakah kalian mau tahu apa rahasianya?
yaitu karena orang tuaku dan kami semua selalu mencari rizki yang HALAL. jadi walaupun sedikit dia mengandung berkah.
aku ada niat untuk kedepannya, dengan mengucapkan basmallah sebagai doa, aku ingin melanjutkan S2 ku keluar negeri(malaysia/jepang/mesir/saudi arabia),yah... namanya juga doa, urusan terkabul atau tidaknya itu biar allah yang menentukan.yang penting kita ikhtiar dan doa dulu...oke...
buat teman2 tetap semangat untuk hidup, jangan takut terhadap hidup, apalagi yang baru menikah,ingat sesungguhnya Allah maha kaya.
Wednesday, November 19, 2008
AWAL Sejarah Cinta Kita
*Teruntuk sahabatku yang garis hidupnya selalu “keras” dan untuk seluruh ikhwan yang masih menjaga idealisme cinta
Dimalam yang dingin itu Fulan duduk diteras mushola dekat rumahnya. Secara sengaja ia keluar malam untuk menyendiri dan merenung, dipangkuannya buku agenda kesayangan, beberapa lembar kertas putih dan hape esia. Perlahan ia menelaah lembar demi lembar buku agendanya tertulis disitu sebuah azzam dan rencana menikah. Halaman yang tertulis dua digit tanggal setahun yang lalu itu menjelaskan secara rinci langkah demi langkah yang harus ditempuh Fulan sebelum menikah ia menyebutnya Indikator Kesiapan Menikah ( IKM ).
Pada halaman berikutnya Fulan menuliskan IKM dalam empat kategori ; Ruhiyah, Fikriyah, Jasadiyah dan Finansial. Sambil memegang bibir sebagai tanda konsentrasi ia mencoba me-review pelaksanaan indikator – indikator yang ia buat. Dari sisi Ruhiyah telah ada peningkatan antara lain Sholat berjamaah, qiyammulail, shaum sunnah dan ibadah – ibadah lain yang telah ia targetkan setahun yang lalu itu. Kemudian dari aspek fikriyah lebih dari sepuluh buku seputar pernikahan dan rumah tangga sudah ia baca lalu dari segi Jasadiyah Fulan terbilang aman setahun belakangan tak pernah dirawat atau masuk rumah sakit maklum dari kecil ia sudah terbiasa susah, dan kini ia mulai rutin berolah raga. Tinggal aspek yang terakhir yang membuatnya sedikit pusing yaitu kesiapan finansial.
Berat bagi Fulan untuk mencapai indikator yang terakhir ini, separuh dari gajinya bekerja digunakan untuk ibunda dan biaya kuliah kedua adiknya. Gaji itupun ia peroleh karena ia memutuskan bekerja dan meninggalkan bangku kuliah demi keluarga. Belum lagi keperluan sehari – harinya seperti ongkos, makan, sumbangan ini dan itu dan pengeluaran lainnya. Alhasil sebulan ia hanya bisa saving dua ratus ribu.
Semakin tenggelam Fulan dalam renungannya, apakah dana yang ada cukup untuknya menikah. Kembali ia perhatikan targetan – targetan yang telah dilaluinya, “sudah waktunya menikah” gumamnya. Namun dana yang ada belum mencukupi berarti ia harus bersabar, berpuasa seperti yang Rasulullah SAW ajarkan akan tetapi shaum sunnah sudah rutin ia kerjakan “apalagi yang mesti ditunggu” protes Fulan dalam hati.
Saat kebanyakan lelaki sudah tidak bisa lagi menjaga idealisme cintanya. Saat kebanyakan wanita sudah tidak punya iffah (harga diri). Saat kenakalan remaja merajalela, Fulan tak ingin tergolong salah satunya. Fulan bertanya dalam hati inikah perasaan yang dirasakan oleh kebanyakan lelaki beriman? inikah keinginan menjaga kehormatan yang dirasakan oleh kebanyakan lelaki beriman? rasa khawatir akan kekurangan dan takut melangkah, apakah juga dirasakan oleh kebanyakan lelaki yang pas – pasan? apakah hanya aku sendiri yang merasakan?
Tetapi yang lebih dikhawarirkan oleh si Fulan adalah adakah akhwat (wanita) yang mau diajak pas – pasan? adakah akhwat masa kini yang menerima hidup serba kekurangan? adakah akhwat modern yang mau menerima nafkah dua lembar ratus ribuan bahkan kurang dari itu?
Ah, itu hanya ketakutan pribadi !! lirihnya. Fulan percaya Allah SWT-lah yang menjadi tempat bergantung apalagi dalam salah satu firmanNya yang ia catat dalam buku agenda “Dan nikahkanlah orang – orang yang masih membujang diantara kamu, dan juga orang – orang yang layak (menikah) dari hamba – hamba sahaya yang laki – laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karuniaNya. Dan Alah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” ( Qs : An Nur [24] : 32 )
Diangkatnya selembar kertas putih tadi, digenggamnya hape esia lalu ia tekan nomor salah satu orang kepercayaannya setelah tersambung ia katakan “ustadz bismillah ana siap….”
===============================================
* Farhan Fahmi adalah mahasiswa dengan pendidikan S1 Ilmu Perpustakaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia adalah salah satu teman pemilik blog ini yang cerdas dan berwawasan luas.
Wednesday, August 6, 2008
TIPS 'N TRIK BISA AKRAB DENGAN DOSEN LAYAKNYA TEMAN
Begitupun saat Q-ta kali pertama masuk kuliah, coz di sini Q-ta akan bertemu dengan wajah-wajah baru walaupun tak menutup kemungkinan di sisni Q-ta juga akan bertemu dengan wajah lama. Tetapi tetap saja suasana saat Q-ta di kampus akan berbeda dengan saat Q-ta di sekolah dulu. · Di sini Q-ta akan menemui beberapa perbedaan dengan di SMA/MA seperti jam belajar, teman, pengajar, posisi duduk, pakaian, dll.
Namun dari sekian banyak perbedaan tersebut, menurut Qu yang paling terlihat adalah jam belajar & pengajar. Klw dah berbicara jam belajar sudah pasti berhubungan banget dengan metode belajar Q-ta (jam belajar berubah so metode belajar Q-ta juga harus berubah).Sssstttt…. sorry kali nich A-qu tiadak akan bicara banyak tentang hal tersebut. Karenanya sudah saatnya sekarang A-qu fokus ke judul di atas.
Well, well Btw kamoe-kamoe tau kan? Sebutan untuk pengajar Q-ta di kuliah? U "Dosen". J Yes, That's Right. Dari segi nama sebutan aja dah berbeda apalagi dilihat dari segi yang lain. Misalnya aja cara menyampaikan materi, dosen hanya menerangkan yang pokok-pokok aja selebihnya Q-ta nyari sendiri, sedangkan guru menjelaskan hampir seluruh materi. Selain itu, waktu tatap muka dengan dosen akan lebih jarang coz dalam satu minggu Q-ta hanya akan bertemu sekali di kelas yaitu saat dosen mengajar, walaupun ada juga dosen yang dapat Q-ta temui di luar jam kuliah tapi… itu hanya dengan dosen tetap saja dan itu pun kadang sulit jika tak buat janji terlebih dahulu.
Tapi… kamoe jangan berkecil hati dulu membaca deskripsi singkat ini, coz apa yang kamoe bayangkan belum tentu sesuai dengan apa yang menjadi kenyataan. Jadi intinya sebelum maju jangan mundur dulu.
Adapun Tips 'n Trik yang bisa A-qu kasih buat kamoe2 yang masih ingin dekat & akrab dengan dosen layaknya teman, sebagai berikut.
- Berilah kesan pertama yang baik terhadap dosen.
- Catatlah no. Telp/Hp dosen.
- Biasakan tegur, sapa, & salam atau kalo AA Gym bilang 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, & santun) bila bertemu dosen di mana aja.
- Berusahalah semaksimal mungkin kamoe mendapat nilai yang bagus pada mata kuliah yang menjadi bidang studi yang diajarkan dosen tersebut.
- Tidak melakukan tindakan atau perbuatan yang tidak disukai atau bahkan dapat memicu kemarahan dosen
- Bersikaplah antusias terhadap mata kuliah yang diajarkan dosen tersebut dengan sering bertanya dan menambahkan pendapat yang berkaitan dengan materi yang diajarkan atau minimal memperhatikan saat dosen sedang menerangkan dan mengumpulkan tugas tepat waktu dan benar.
- Berbincang-bincaglah atau berdiskusi ringan di luar jam kuliah seperti di ruang dosen tapi pastinya hal yang dibincangkan atau yang didiskusikan masih berkaitan dengan bidang studi dosen.
- Terakhir, tapi yang paling penting yaitu hilangkan rasa sungkan dan takut atau negatif thinking terhadap sikap dosen yang terlihat oleh Q-ta.
Alhamdulillah, hanya itu saja yang bisa A-qu bagi dengan teman2 dari sekian banyak pengalaman-Qu. Akhir kata, Qu-ucapkan semoga ini bisa bermanfaat, yang benar datangnya dari Allah SWT da yang salah datangnya dari diri-Qu pribadi. Hi….t…hi…t Tunggu dulu bagi yang berhasil ucapkanlah rasa syukur kepada Allah SWT. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Sampai ketemu di edisi berikutnya & A-qu ucapkan selamat dan sukses buat kalian semua … n_n.
Cara Jitu Jadi Mahasiswa Aktif--Cerdas--Berprestasi

Berbicara tentang pentingnya pengembangan karakter, bagi seorang mahasiswa masa kuliah adalah masa yang sangat penting dalam penemuan jati diri dan pembentukan karakter. Walau demikian, masa kuliah terbatasi oleh waktu. Karena keterbatasan itulah banyak mahasiswa berusaha memaksimalkan masa kuliah tidak hanya dengan aktivitas pelajaran dan mengerjakan tugas tetapi juga dengan aktif berorganisasi. Faktanya, tidak sedikit mahasiswa yang aktif berorganisasi kemudian prestasi kuliahnya menurun. Kalau kemudian realita ini tidak dicarikan solusinya maka tidak menutup kemungkinan adik adik kelas kita akan enggan berorganisasi karena yang mereka lihat kakak kelasnya memiliki prestasi yang memprihatinkan. Yang harus dipahami bahwa pilihan menjadi sukses di bangku perkuliahan dan aktif di organisasi bukan suatu yang saling berlawanan dan saling mengorbankan satu sama lainnya, justru keduanya saling mengisi. Kedua aktivitas ini tidak bisa dipisahkan karena keduanya memiliki potensi besar dalam perkembangan intelektual dan emosional kita. Walaupun banyak yang memahami ini, tidak sedikit mahasiswa yang masih enggan menyibukan diri dalam aktivitas organisasi karena anggapan mereka antara berprestasi dan aktif organisasi harus mengorbankan salah satu diantara keduanya.
Dibawah ini ada beberapa tips bagaimana menjadi mahasiswa berprestasi plus aktifis. Pertama, membuat standar sukses. Masing masing diri kita memiliki kapasitas yang berbeda beda dalam kemampuan berpikir dan bergerak maka dari itu kita harus membuat standard sukses yang berbeda dengan yang lain. Dengan demikian kita telah menjadi diri kita yang sebenarnya dan telah sukses mengenal siapa diri kita dan mau jadi apa kita. Kedua, ini bagian dari aktivitas ibadah kita kepada Allah. Kesungguhan di perkuliahan maupun kesungguhan kita dalam berorganisasi kedua duanya adalah aktivitas menuntut ilmu dalam rangka ibadah kepada Allah. Setiap yang menjadikan aktivitas kuliah dan organisasinya sebagai ibadah pastilah akan memberikan yang terbaik dalam menjalani keduanya. Ketiga, Berani. Kesuksesan hanya milik orang orang yang berani, Berani menghadapi tantangan demi cita cita besar yang ingin dicapai. Berani bukan tanpa ilmu dan pemahaman. Justru berani disini adalah kita mulai dengan mengenal siapa diri kita, kemampuan dan kapasitas kita dihadapkan dengan tantangan yang ada di depan kita. Hanya dengan keberanianlah tantangan tantangan di depan kita akan terasa lebih ringan. Keempat, Harus ada prioritas dan komitmen. Karena kita memiliki sumber daya yang terbatas maka kita harus memiliki prioritas. Prioritas mana yang harus diutamakan? Tentu prioritas yang sumber daya kita mampu menjalankannya lebih optimal. Langkah selanjutnya adalah menjalani keduanya dengan komitmen pada prioritas. Kelima, mengatur waktu dan peran kita dengan bijak. Carilah orang dalam satu tim organisasi kita yang bisa mem-back up tugas tugas organisasi kita apabila kita berhalangan, begitu juga saat kuliah mencari partner yang mengerti peran kita, kesibukan kita dan mau membantu kita sangat penting karena saat peran kita harus optimal dalam orgtanisasi maka partner kita dikelaslah yang pertama paling mengerti dan siap memberi bantuan kepada kita. Keenam, Yakin dan optimis. Sering kita akan menghadapi dalam perjalanan kedua amanah tersebut tidak sesuai harapan kita; organisasi mengalahkan prestasi kuliah kita dan juga sebaliknya bahkan ada yang tidak bisa mendapatkan kedua duanya. Tidak jarang pilihan untuk melepaskan salah satu amanah tersebut selalu membayang banyangi kita, tetapi tetap yakin dan optimislah karena sukses hanya akan didapatkan oleh orang yang yakin dan optimis. Bersamaan dengan rasa yakin dan optimis yang menancap kuat dalam diri kita teruslah melakukan perbaikan dan evaluasi agar kegagalan hari ini tidak terulang lagi di kemudian hari.Mudah mudahan tulisan ini bisa memberikan kontribusi kepada kita semua yang saat ini masih menjalankan amanah sebagai seorang mahasiswa dan aktivis juga bagi mereka yang ingin menyibukan diri dengan aktivitas organisasi.