Friday, August 29, 2008

Kampusku... mau kemana?


Sekitar tanggal 21 Agustus 2008 kemarin, ada launching logo UIN terbaru di kampus peradaban kami. Dengan agak kesal dan heran saya hanya bisa terpaku. I wonder “Why?!” kenapa? Kenapa? Kenapa bisa berubah?

Logo UIN yang terbaru memiliki warna dasar biru putih. Dengan bola dunia warna biru polos dan bintang segi lima (kata uci, segi enam deh..h3x) warna kuning agak emas yang menindihnya. Kemudian bola dunia dan bintang segi lima itu (mungkinkah bintang daud) ditindih lagi dengan lambang buku yang diatasnya terdapat tulisan UIN. Phhuhhh….

Kenapa harus tiba-tiba begini logo terbaru keluar? Apakah tidak bisa disosialisasikan dulu kepada mahasiswa. Kalau perlu diadakan sayembara bagi mahasiswa yg ingin ikutan design logo kampusnya sendiri. Mungkinkah mahasiswa dianggap tidak penting di kampus ini?

Pada dasarnya saya tidak suka logo UIN paling baru itu karena,,, UIN akan kehilangan nilai historisnya. Maksudnya, sudah sekian lama UIN memiliki logo sebegitu bermaknanya dengan Al-Qur’an berada di tengah dan tiba-tiba dihilangkan begitu saja. Itu sama saja menghilangkan nilai sejarah UIN yang sudah berdiri sejak lama.

Hmm… Wallahu a’lam. Saya memang orang awam. Saya memang tidak mengerti apapun. Namun saya sungguh menyesal dengan kebijakan ini. Entah dengan mahasiswa yang lain.

Sunday, August 24, 2008

di FATHULLAH...


“disini ci2 nemuin saudara2 yang bikin semangat lageeeee smuanya dihadapin bareng2 walopun masih kyk naq kcil tp cara kalian menghadapi masalah bikin aq percaya kalian adalah pilihan2 Allah .Semangat y...saudaraku! sapa tau qt ketemu d surga Amiiin ngomong2 k surganya ndiri-ndiri pa janjian di Fathullah he3x”


Testimony diatas ditulis oleh salah seorang sahabat saya, Rose Febrian C, di Komda FAH. Agak mengharukan sekaligus lucu juga membacanya. Apalagi ketika dia menawarkan apakah kita akan janjian ngumpul di Fathullah untuk pergi ke surga? Hmm…

Sebenarnya, apa yang ditawarkan sahabat saya itu benar adanya. Kita bisa menjadikan Fathullah (Masjid UIN Ciputat) sebagai tempat janjian untuk pergi ke surga. Sebenarnya bukan Cuma Fathullah saja. Disini saya menjadikan nama FATHULLAH sebagai perwakilan sebuah rumah Allah (dimana saja) yang bernama MASJID.

Ya, Fathullah memang tempat janjian yang pas untuk pergi ke surga. Karena disana ialah tempat favorite bagi ummat Islam untuk beribadah dengan apa-apa yang Allah perintahkan. Ya, pasti kita sudah tau apa fungsi masjid itu. Fungsinya, sudah jelas sekali, yakni sebagai tempat sholat fardhu berjama’ah, mengkaji dan berdiskusi tentang ilmu-ilmuNya, tempat membaca Al-Qur’an dan mengkajinya, dsb. Apalagi pada zaman Rasulullah SAW dulu, masjid berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Disana dibicarakan tak hanya soal agama, melainkan urusan Negara, pemerintahan, juga ummat. Ya, masjid memang tidak pernah mati untuk urusan kebaikan. Maka kenapa saya bilang, tepat sekali jika Cici (panggilan Rose) menawarkan kita janjian ke surga di Fathullah. Hmm…

Ya Allah, entah nanti diriku berada di lubang kubur yang mana; taman surgakah atau lubang neraka? Entah nanti diriku berbaring di tanah yang mana; yang adem dan nyamankah atau yang panas dan membakar? Entah nanti diriku dipeluk oleh tanah yang mana; yang rindu kepadaku karena kebaikanku atau yang murka akan banyaknya keburukanku? Entah nanti diriku akan didatangi oleh penjaga kubur yang mana; yang berseri-seri atau yang menakutkan? Entah nanti diriku akan dibangkitkan seperti apa; utuh dengan segala kesempurnaan seperti ketika di dunia ataukah dengan keadaan yang paling buruk?

Dan Ya ALLAH, NANTI AKU BERADA DI BARISAN YANG MANA; DI BARISAN ORANG-ORANG YANG INGKARKAH ATAU DI BARISAN RASULULLAH YANG TELAH SIAP MEMBAGI SYAFA’ATNYA UNTUKKU??

Sungguh—aku takut ketika aku masuk ke dalam barisan Rasulullah nanti, aku diusir dengan paksa karena keburukanku di dunia. Aku takut!!

Ya Rabbul izzati, jadikanlah Fathullah menjadi saksi atas kebaikan yang kami perbuat. Dan semoga segala keburukan dari kami, dibuangnya jauh dan tidak ditampakkan di yaumil akhir nanti. Aku malu!!

http://fadhilatulip.blogspot.com
Menjelang RAMADHAN, begitu indah.

Friday, August 22, 2008

LiQo 1jam bersama Tukang Sayur




Sesungguhnya ilmu itu bisa didapat dari siapapun, bahkan dari budak berkulit hitam legam sekalipun. Itulah sebenarnya pandangan yang harus kita pelihara. Sehingga akan menjadikan kita berpikiran luas dan jauh dari sikap sombong dan berbangga hati. Sudah lama saya melihat dan mengagumi sosok tukang sayur dengan wajah yang teduh dan bersinar di daerah sekitar BBS. Namun baru tanggal 22 agustus 2008 kemarin, dibantu seorang sahabat bernama Lia Amalia, menemuinya secara khusus dan berbincang-bincang. Wajahnya teduh sekali. Tanpa perlu saya harus melihatnya usai sholat Jumat (konon katanya, wajah laki-laki berada di puncak cahaya yang paling bersinar yakni ketika mereka usai melaksanakan sholat Jumat).
Tukang sayur yang berusia sekitar 60 tahun tersebut benar-benar special. Yang membuat istimewa ialah, kebiasaan dirinya untuk meninggalkan dagangannya ketika waktu sholat tiba. Dan dia hanya meninggalkan sepotong kardus bertuliskan “SEDANG SHOLAT”. Subhanallah!! Ketika ditanya alasan dia selalu melakukan hal tersebut dia menjawab, “karena yang lain tidak kuat imannya. Ini kan TAUHID, hal yang paling mendasar.” Saya trenyuh mendengarnya. Ya Tuhan, sungguh matang ilmunya meski sedikit. Dia benar-benar paham akan kebenaran-Mu.
Tukang sayur itu bernama pak H.M. Sugeng. Cukup banyak hal yang dibicarakan olehnya. Namun kebanyakan ialah mengenai keikhlasan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Dia berkata, hidup ini harus ikhlas, sungguh-sungguh, serta tawakal dan ikhtiar. Dalam bekerja di dunia, katanya, kita butuh prinsip. Setidaknya ada 5 prinsip yang harus kita miliki: 1. Segala sesuatu di dunia ini ditujukan untuk beribadah kepada Allah 2. Mencukupi kebutuhan keluarga 3. Mendidik anak-anak hingga menjadi sholeh-sholehah 4. Menunaikan ibadah haji dan mengunjungi makam Rasulullah 5. shodaqoh dan amal jariyah setidaknya itu yang harus ditanamkan dalam hati.
Karena, katanya lagi, hidup itu harus berusaha, berdo’a, dan tawakkal. Ibarat tanaman yang baru ditanam, tidak langsung tumbuh dengan kuat. Namun ia harus layu dulu sebelum akarnya kuat dan tumbuh daun dan hijau dan memiliki bunga yang mekar. Ya, hidup itu butuh proses. Banyak kisahnya yang sangat menginspirasi. Salah satunya yakni ketika ia bercerita ketika ia membangun rumah dan ia berpikir, sepertinya kebesaran jika dibuat rumah (padahal bangunannya sangat sederhana). Akhirnya ia memutuskan (setelah berembuk dengan istri) untuk membagi dua bangunan rumahnya dan membuatnya mushola untuk lingkungannya. Karena ia pikir, kenapa belum ada mushola di sekitar rumahnya. Setelah beberapa saat ia memiliki mushola yang dinamakan Raudhotul Jannah tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk mewakafkannya. Hmm,, sungguh kisah yang indah.
Dia berkata, hidup ini harus ikhlas, karena hanya dengan keikhlasan hidup kita yang sulit akan menjadi mudah. Dan dia berpesan kepada kami agar menjadi generasi muda yang memiliki pegangan kuat dan pandangan yang luas serta jangan cepat menyerah. Satu hal lagi yang membuat kami tersenyum, dia berpesan banyak soal kehidupan rumah tangga. Katanya, dalam berumah tangga itu yang harus diniatkan pertama ialah dalam rangka mencapai keberhasilan yang diridhoi Allah SWT. Dan dalam mendidik anak, harus sabar sepreti yang Rasulullah SAW contohkan. Kita harus ulet. Perlu diketahui, bapak Sugeng hanya lulusan SD, namun ia berhasil menyekolahkan ketiga anaknya hingga masing-masing menjadi Arsitek dan Bidan.
Subhanallah… Sunguh, saya dan Lia beruntung sekali dapat mendengar hikmah yang begitu banyak dari sosok tukang sayur ini meski hanya 1jam. Ya, kami mendapat liqo tambahan minggu ini dengan murobbi yang luar biasa. Wallahua’alam bish showab

Monday, August 18, 2008

fenomena angkutan umum -- jangan mau ditekan terus!


Transportasi di negeri ini memang semakin karuan. Hmm—baru2 ini ada berita kecelakaan kereta di Lampung. Trus, kecelakaan kereta berikutnya ada lagi di tempat lain. sebelumnya –taun 2007 kebelakang—booming banget kecelakaan pesawat.
Memang—rada2 susah ngatur transportasi orang2 Indonesia yang udah terbiasa agak ngawur.

Yang ingin saya ceritakan saat ini, mengenai transportasi darat saja. Yakni ttg bis yg mungkin dikenal oleh mahasiswa UIN. Yup—itu dia bis sejuta ummat yang warna kuning. Phhuihhh---agak sebel juga dengan bis ini. Udah jadi rahasia umum ketika kita naik bis tersebut, harus berdesak2an dengan tidak nyaman dengan para penumpang yang lain. bis sudah sangat penuh malah dibilang masih kosong. Lalu ngetem sembarangan. Dan bayarnya tetap naik. Kenapa ga udah bayar aja sekalian? Wong supir dan kondekturnya tidak memperhatikan keselamatan para penumpangnya kok.

Tapi yg bikin gemes, para polisi jalan seolah2 ga tau hal ini. Penjaga jalan tol juga. Gilanya, para penumpang juga tetep maksa naik ini, karena kebutuhan yg mendesak: TERLAMBAT dan MACET. Oh no, babe. Makin bikin gregetan lagi, kalau kita sedikit ngeluh dengan pelayanan yang kurang memuaskan tsb, para penumpang disindir agar naik taksi dan tidak usah naik bis tsb. Phuihh—siapa yg butuh elu? He3x, ya begitulah. Tapi mau diapakan lagi? Supir dan penumpang sama2 butuh. Itu hubungan timbal balik yang bergantungan namun agak mengesalkan namun bisa bertahan dan susah retak. Ho-ho-ho—itu klo dianalisa secara social exchange theory ya….

Mungkin yg harus dibiasakan—untuk solusinya nih—ialah para pelayan dan pengguna jasa dinas perhubungan agar mengerti dan memahami apa tugas dan hak mereka sebagai pengguna jalan. Mengapa mereka harus menjaga keselamatan mereka masing2. kenapa mereka ga boleh berhenti dan naik sembarangan. Kenapa ada rambu2 lalu lintas. Kenapa merokok dalam bus yang ber-AC ga boleh? Kenapa buang sampah di jalan juga ga boleh? Kenapa berdesak2an dan memaksa penumpang untuk bersempit2an dalam bus berbahaya dan sangat tdk diperbolehkan. Oh, please deh. Gmn nih??

Pokoknya agak2 geram juga dengan pelayanan angkutan dan jasa perhubungan lain. klo bus way udah cukup bagus deh. Tapi… masih ada yg kurang enak aja. Stasiun yg makin lama makin terlihat tidak terawat. Oh yes, for this one. Moga jasa transportasi di Indonesia makin baik deh. Amin…

Monday, August 11, 2008

Merenungi Kemakmuran Kita

“Barangsiapa yang berada dalam keadaan aman di tengah kaumnya, sehat tubuhnya, ada yang akan dimakan hari itu, maka sepertinya dunia telah digiring kepadanya dengan segala isinya.” (HR Tirmidzi)

Saya agak trenyuh membaca hadis diatas. Hadis tersebut membuat saya berpikir dan merenung. “Barangsiapa yang berada dalam keadaan aman di tengah kaumnya…” saya pikir saya aman hidup di Indonesia. Dan mungkin juga (pasti) jutaan penduduk muslim lain di Indonesia ini, meski kita hidup sederhana tentunya.

Lalu, “… sehat tubuhnya.” Alhamdulillah saya termasuk sehat, meski jarang berolahraga (itu tandanya kurang bersyukur ya?). dan, “… ada yang akan dimakan hari itu…” setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik, saya bisa memakan apapun yang saya mau. Dan saya selalu menemukan makanan yang bisa dimakan di meja makan. Meski bukan orang kaya, namun alhamdulillah selalu merasa cukup dan lebih dari cukup.

“… maka sepertinya dunia telah digiring kepadanya dengan segala isinya.”
Ingin menangis rasanya membaca kalimat terakhir dari hadist ini. Saya AMAN-SEHAT-MAKAN berarti SAYA TELAH DIBERI DUNIA OLEH ALLAH. Namun mengapa, terkadang hati ini selalu merasa kurang puas. Selalu ingin lebih-lebih-lebih. Padahal, masih banyak orang kurang beruntung. Mereka tidak aman—tidak sehat—kurang makan.

Muslim di Indonesia ini masih tergolong makmur. Sangat-sangat makmur. Meski memang tidak semakmur bangsa arab. Namun kita hanya kurang mensyukuri segala hal. Tanpa sadar orientasi kita terlalu duniawi, padahal jika kita membaca dan merenungkan hadist tadi sebenarnya seisi dunia sudah ada di tangan kita dan kita tinggal menjalankan segala orientasi akhirat. Mungkin itulah hikmahnya mengapa Allah memberi kita segala kekayaan itu, yakni supaya memudahkan kita untuk menjalankan segala perintahnya agar bahagia di akhirat tadi. Namun sayang, kebanyakan kita tidak menangkap pesan itu. Kita malah menjadi ambisius dan selalu ingin dan berlomba-lomba menjadi yang pertama dalam orientasi keduniaan. Keinginan itu terkadang membuat hati dan jiwa social kita tertutup. Kita lupa dengan saudara di sekitar kita yang tidak berkecukupan dan selalu merasa kekurangan. Mereka menunggu bagian mereka diberikan. Bagian mereka yang tersimpan dalam harta kita. Bagian mereka yang dititipkan Allah. Semoga kita menjadi sadar atasnya. Dan semoga jiwa-jiwa ambisius kita atas keduniaan perlahan-lahan terhapuskan dan tergantikan dengan semangat akhirat! Amin!

Sunday, August 10, 2008

Sebuah Kisah Tentang Asy Syajaroh *



Seperti namanya, Asy Syajaroh merupakan sebuah pohon. Ia tumbuh dengan subur dengan keseluruhan tubuhnya yang seimbang. Batang yang kokoh, ranting yang tidak mudah patah, daun yang hijau dan buah yang segar dan manis. Sesuai dengan filosofinya, Asy Syajaroh memiliki dan memberi banyak manfaat bagi makhluk hidup di sekitarnya. Salah satunya ialah bagi An Nahl. Ya sekelompok lebah ini sangat nyaman membuat sarang di batang Asy Syajaroh yang kokoh. Mereka bekerja dan membuat madu dengan riang. Mereka selalu pergi menebar manfaat jika meninggalkan sarang. Bunga-bunga dan angin senang kepadanya. Karena meski dihisap sarinya, bunga-bunga tidak pernah merasa rugi. Sebab An Nahl selalu membantu penyerbukan. Dan manfaat yang diberikan itu berfungsi sebagai Al Fath atau pembuka bagi kebaikan lainnya. Makhluk hidup lainnya sangat terkesima dengan kebaikan dan manfaat Asy Syajaroh dan An Nahl ini. Kemudian akhirnya makhluk hidup lain pun tak mau kalah untuk berlomba dalam kebaikan. Mereka akhirnya menjadi satu kesatuan pasukan yang bernama Ash Shof. Ash Shof ialah barisan penebar kebaikan. Semoga kebaikan dan kekuatan yang dimiliki tim ini tidak pernah pudar.

Inti dari cerita ini ialah, segala kebaikan bermula dari satu bibit yang memang sudah dirawat dengan baik. Ingat, anak yang baik pasti merupakan hasil dari orang tua yang baik dan perawatan yang baik pula. Begitu juga pohon atau Asy Syajaroh ini. Semoga ia menjadi bibit atas Asy Syajaroh lainnya dan memberi perlindungan dan manfaat bagi makhluk hidup lainnya seperti An Nahl. Dan kebaikan dan manfaat itu pun menjadi Al Fath dalam mengajak kebaikan lainnya sehingga membentuk Ash Shof kebaikan.

Wallahu a’lam.


* Spesial untuk angkatan 2004 Asy Syajaroh

Wednesday, August 6, 2008

TIPS 'N TRIK BISA AKRAB DENGAN DOSEN LAYAKNYA TEMAN




Oleh Diana Supriyatin*


Ketika kali pertama Q-ta menginjakkan kaki Q-ta di suatu lingkungan baru tentu perasaan yang pertama yang Q-ta rasakan adalah asing 'n tak nyaman, kemudian mengamati sekeliling Q-ta, lalu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan tersebut. · Iya… Iyalah masa Ya… Iya Dong.

Begitupun saat Q-ta kali pertama masuk kuliah, coz di sini Q-ta akan bertemu dengan wajah-wajah baru walaupun tak menutup kemungkinan di sisni Q-ta juga akan bertemu dengan wajah lama. Tetapi tetap saja suasana saat Q-ta di kampus akan berbeda dengan saat Q-ta di sekolah dulu. · Di sini Q-ta akan menemui beberapa perbedaan dengan di SMA/MA seperti jam belajar, teman, pengajar, posisi duduk, pakaian, dll.
Namun dari sekian banyak perbedaan tersebut, menurut Qu yang paling terlihat adalah jam belajar & pengajar. Klw dah berbicara jam belajar sudah pasti berhubungan banget dengan metode belajar Q-ta (jam belajar berubah so metode belajar Q-ta juga harus berubah).Sssstttt…. sorry kali nich A-qu tiadak akan bicara banyak tentang hal tersebut. Karenanya sudah saatnya sekarang A-qu fokus ke judul di atas.

Well, well Btw kamoe-kamoe tau kan? Sebutan untuk pengajar Q-ta di kuliah? U "Dosen". J Yes, That's Right. Dari segi nama sebutan aja dah berbeda apalagi dilihat dari segi yang lain. Misalnya aja cara menyampaikan materi, dosen hanya menerangkan yang pokok-pokok aja selebihnya Q-ta nyari sendiri, sedangkan guru menjelaskan hampir seluruh materi. Selain itu, waktu tatap muka dengan dosen akan lebih jarang coz dalam satu minggu Q-ta hanya akan bertemu sekali di kelas yaitu saat dosen mengajar, walaupun ada juga dosen yang dapat Q-ta temui di luar jam kuliah tapi… itu hanya dengan dosen tetap saja dan itu pun kadang sulit jika tak buat janji terlebih dahulu.

Tapi… kamoe jangan berkecil hati dulu membaca deskripsi singkat ini, coz apa yang kamoe bayangkan belum tentu sesuai dengan apa yang menjadi kenyataan. Jadi intinya sebelum maju jangan mundur dulu.
Adapun Tips 'n Trik yang bisa A-qu kasih buat kamoe2 yang masih ingin dekat & akrab dengan dosen layaknya teman, sebagai berikut.

- Berilah kesan pertama yang baik terhadap dosen.
- Catatlah no. Telp/Hp dosen.
- Biasakan tegur, sapa, & salam atau kalo AA Gym bilang 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, & santun) bila bertemu dosen di mana aja.
- Berusahalah semaksimal mungkin kamoe mendapat nilai yang bagus pada mata kuliah yang menjadi bidang studi yang diajarkan dosen tersebut.
- Tidak melakukan tindakan atau perbuatan yang tidak disukai atau bahkan dapat memicu kemarahan dosen
- Bersikaplah antusias terhadap mata kuliah yang diajarkan dosen tersebut dengan sering bertanya dan menambahkan pendapat yang berkaitan dengan materi yang diajarkan atau minimal memperhatikan saat dosen sedang menerangkan dan mengumpulkan tugas tepat waktu dan benar.
- Berbincang-bincaglah atau berdiskusi ringan di luar jam kuliah seperti di ruang dosen tapi pastinya hal yang dibincangkan atau yang didiskusikan masih berkaitan dengan bidang studi dosen.
- Terakhir, tapi yang paling penting yaitu hilangkan rasa sungkan dan takut atau negatif thinking terhadap sikap dosen yang terlihat oleh Q-ta.

Alhamdulillah, hanya itu saja yang bisa A-qu bagi dengan teman2 dari sekian banyak pengalaman-Qu. Akhir kata, Qu-ucapkan semoga ini bisa bermanfaat, yang benar datangnya dari Allah SWT da yang salah datangnya dari diri-Qu pribadi. Hi….t…hi…t Tunggu dulu bagi yang berhasil ucapkanlah rasa syukur kepada Allah SWT. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Sampai ketemu di edisi berikutnya & A-qu ucapkan selamat dan sukses buat kalian semua … n_n.


* Penulis ialah teman saya yang tercatat sebagai Mahasiswa UIN Syahid Jkt FITK/Pend.Kimia/04. beliau juga pernah menjabat sebagai staff Kesekretariatan LDK Syahid 07-08.

Cara Jitu Jadi Mahasiswa Aktif--Cerdas--Berprestasi


Oleh Ashbah Pratama*


Dalam Alqur’an surat al-mujadalah Allah berfirman yang artinya” Allah mengangkat derajat orang orang yang beriman diantara kamu dan yang menuntut ilmu beberapa derajat”. Masih banyak hadits dan ayat alqur’an yang memuji orang orang yang berilmu dan mengutamakan pahala bagi yang berilmu. Hari ini, kita ditontonkan dengan kondisi bangsa kita yang sedang sakit, etika tidak lagi dijunjung, pembangunan karakter sumber daya manusia kalah dengan pembangunan mal mal besar di negeri ini, masa depan bangsa ini mau dibawa kemana kita tidak tahu, para pemudanya sibuk dengan memikirkan masa depannya masing masing, dan tidak sedikit pemuda bangsa ini yang terjerembab jalan kegelapan, mereka belum mempunyai tujuan hidup. Pemuda Indonesia dihadapi tantangan masa depan yang sarat kompetisi dimana sumber daya insani yang unggul yang akan menang dalam kompetisi. Bagaimana membayangkan saat itu terjadi, anak anak terbaik bangsa ini harus kalah dengan pemain asing di negeri sendiri, berapa juta anak bangsa ini yang akan menjadi korban globalisasi. Inilah mengapa kita sebagai mahasiswa harus memiliki ketahanan mental dan karakter yang kuat agar sukses menghadapi kompetisi masa depan.


Berbicara tentang pentingnya pengembangan karakter, bagi seorang mahasiswa masa kuliah adalah masa yang sangat penting dalam penemuan jati diri dan pembentukan karakter. Walau demikian, masa kuliah terbatasi oleh waktu. Karena keterbatasan itulah banyak mahasiswa berusaha memaksimalkan masa kuliah tidak hanya dengan aktivitas pelajaran dan mengerjakan tugas tetapi juga dengan aktif berorganisasi. Faktanya, tidak sedikit mahasiswa yang aktif berorganisasi kemudian prestasi kuliahnya menurun. Kalau kemudian realita ini tidak dicarikan solusinya maka tidak menutup kemungkinan adik adik kelas kita akan enggan berorganisasi karena yang mereka lihat kakak kelasnya memiliki prestasi yang memprihatinkan. Yang harus dipahami bahwa pilihan menjadi sukses di bangku perkuliahan dan aktif di organisasi bukan suatu yang saling berlawanan dan saling mengorbankan satu sama lainnya, justru keduanya saling mengisi. Kedua aktivitas ini tidak bisa dipisahkan karena keduanya memiliki potensi besar dalam perkembangan intelektual dan emosional kita. Walaupun banyak yang memahami ini, tidak sedikit mahasiswa yang masih enggan menyibukan diri dalam aktivitas organisasi karena anggapan mereka antara berprestasi dan aktif organisasi harus mengorbankan salah satu diantara keduanya.


Dibawah ini ada beberapa tips bagaimana menjadi mahasiswa berprestasi plus aktifis. Pertama, membuat standar sukses. Masing masing diri kita memiliki kapasitas yang berbeda beda dalam kemampuan berpikir dan bergerak maka dari itu kita harus membuat standard sukses yang berbeda dengan yang lain. Dengan demikian kita telah menjadi diri kita yang sebenarnya dan telah sukses mengenal siapa diri kita dan mau jadi apa kita. Kedua, ini bagian dari aktivitas ibadah kita kepada Allah. Kesungguhan di perkuliahan maupun kesungguhan kita dalam berorganisasi kedua duanya adalah aktivitas menuntut ilmu dalam rangka ibadah kepada Allah. Setiap yang menjadikan aktivitas kuliah dan organisasinya sebagai ibadah pastilah akan memberikan yang terbaik dalam menjalani keduanya. Ketiga, Berani. Kesuksesan hanya milik orang orang yang berani, Berani menghadapi tantangan demi cita cita besar yang ingin dicapai. Berani bukan tanpa ilmu dan pemahaman. Justru berani disini adalah kita mulai dengan mengenal siapa diri kita, kemampuan dan kapasitas kita dihadapkan dengan tantangan yang ada di depan kita. Hanya dengan keberanianlah tantangan tantangan di depan kita akan terasa lebih ringan. Keempat, Harus ada prioritas dan komitmen. Karena kita memiliki sumber daya yang terbatas maka kita harus memiliki prioritas. Prioritas mana yang harus diutamakan? Tentu prioritas yang sumber daya kita mampu menjalankannya lebih optimal. Langkah selanjutnya adalah menjalani keduanya dengan komitmen pada prioritas. Kelima, mengatur waktu dan peran kita dengan bijak. Carilah orang dalam satu tim organisasi kita yang bisa mem-back up tugas tugas organisasi kita apabila kita berhalangan, begitu juga saat kuliah mencari partner yang mengerti peran kita, kesibukan kita dan mau membantu kita sangat penting karena saat peran kita harus optimal dalam orgtanisasi maka partner kita dikelaslah yang pertama paling mengerti dan siap memberi bantuan kepada kita. Keenam, Yakin dan optimis. Sering kita akan menghadapi dalam perjalanan kedua amanah tersebut tidak sesuai harapan kita; organisasi mengalahkan prestasi kuliah kita dan juga sebaliknya bahkan ada yang tidak bisa mendapatkan kedua duanya. Tidak jarang pilihan untuk melepaskan salah satu amanah tersebut selalu membayang banyangi kita, tetapi tetap yakin dan optimislah karena sukses hanya akan didapatkan oleh orang yang yakin dan optimis. Bersamaan dengan rasa yakin dan optimis yang menancap kuat dalam diri kita teruslah melakukan perbaikan dan evaluasi agar kegagalan hari ini tidak terulang lagi di kemudian hari.Mudah mudahan tulisan ini bisa memberikan kontribusi kepada kita semua yang saat ini masih menjalankan amanah sebagai seorang mahasiswa dan aktivis juga bagi mereka yang ingin menyibukan diri dengan aktivitas organisasi.


*Ashbah Pratama ialah teman saya. Beliau tercatat sebagai Mahasiswa UIN Syahid Jkt FEIS/Akuntansi/05 yang juga mahasiswa aktif berprestasi. Ia juga tercatat sebagai salah satu peserta leadership camp ke malaysia 2007 dan kini menjabat sebagai Presiden Nasional III FOSSEI 08-09.

Saturday, August 2, 2008

Kamar Mandi Umum GRATIS di depan Balai Pustaka



tulisan di bawah ini ialah email saya pada teman2 sekitar April 2006. sedang yang diatas ialah foto yang saya ambil sekitar 2 bulan lalu. itu adalah kamar mandi gratis yang tersembunyi di area selokan depan gedung balain pustaka. mau coba mandi gratis disana??




assalamu'alaikum semuanya

aku mau cerita niih daripada aku pendem-pendem terus. lagian aku rasa kalian semua yang mengaku sebagai orang indonesia harus tau akan hal ini.

kalian tau gedung Balai Pustaka khan? klo ada yg ga tau, itu tuh yang deket terminal senen. iya disitu. didepan balai pustaka khan ada trotoar, nah dideket trotoar itu khan ada selokan alias got yang airnya jauuuh dari jernih [warnanya hitam, biru dongker atau apalah pokonya jorok]. truz disalah satu sudut dari selokan itu [posisinya deket samping kanan balai pustaka, aduh gimana jelasinnya ya?] dijadiin kamar mandi! klo kalian liat ke dalam, pokoknya menjorok ke dalam selokan deh, disitu terdapat batu2 yang dibuat sebagai batasan kamar mandi. kamar mandinya bukan kamar mandi beneran lho, inget yah.
tau ga siapa yg suka mandi disitu? yaa, para pemulung dan teman2nya, juga bersama tukang sapu yang berseragam oranye yang suka tidur di trotoar [perempatan lampu merah] deket kantor polisi sawah besar dan sekitarnya [aku sering ngeliat mereka tiap kamis pagi waktu aku mau ke balai pustaka]. truz mandinya gmn? yaa yg namanya mandi gimana sih?? pasti buka baju khan, emang sih ada juga yang basah2an [mandi pake baju]. jadi klo kalian sedang jalan diatas trotoar dideket balai pustaka atau sedang naik mobil or motor yg ngelewatin situ, jangan pernah melongokkan kepala/mengarahkan mata ke arah selokan! coz bahaya. bisa-bisa nanti kalian ngeliat orang sedang mandi dengan tubuh [ups maaf] bugilnya. coz yang namanya kamar mandi di dalam selokan ga pernah ada tutup/pintunya.

sedih ga sih?? bayangin ajha ini terjadi disamping gedung pemerintahan. emang sih kayaknya kejadian ini udah banyak yg tau. tapi kalo kalian yang liat sendiri, gimana rasanya?? sedih bgt! bayangin mereka mandi dengan air dari selokan yang asalnya ga jelas, bau, kotor, dsb. padahal deket selokan itu ada kantin/warung yg dimana kantin/warung itu selalu membuang limbahnya [air bekas cucian piring] ke selokan itu! mereka cuma ingin membersihkan badan dengan cara gratis, coz sekarang mau mandi ajha bayar. air mahaaal sekarang!

udah, kayaknya segitu ajha. sebenernya cukup banyak kejadian2 di jalanan yang suka aku liat & perhatikan meski sekilas. thx ya udah mau baca.

wassalam

SENGAJA atau TIDAK???


Yang namanya manusia memang tempat salah dan lupa. jadi maklum kalo rada-rada sering pikun. gambar ini saya ambil di koperasi salah satu kampus swasta di area JADEBOTABEK pada bulan Juli kemarin. semoga, kita sebagai manusia sering ingat akan tugas kita di dunia (QS. 51:56) dan lebih komitmen lagi akan segala kebenaran yang akan kita jalankan. amin!!

Friday, August 1, 2008

Dan terungkap sudah—


Kasus pembunuhan berantai yang digawangi oleh Ryan, psikopat alim yang juga pernah jadi GURU TPA memang menyumbang berbagai perhatian di negeri ini. Sungguh, sebenarnya—meski agak ngeri—namun, saya seolah mengerti dan percaya jika ada orang yang tega membunuh sebanyak itu dengan mutilasi sebagai scenario utamanya. Kenapa? Sebab, sebelumnya sudah ada yang lebih kejam. Ingat para penjahat pada masa Rasulullah? Ingat Hitler? Ingat Saddam Husein? Ingat Ariel Sharon? Mereka lebih psikopat sebenarnya…
Namun yang sungguh membuat saya NGERi, ialah, TERUNGKAPNYA BERBAGAI KOMUNITAS GAY DI INDONESIA. Ya Rabb, ternyata komunitas itu tumbuh subur di negeri ini. Ya, memang meski illegal sebenarnya, namun aksi mereka yang terang2an dan sebagian masyarakat yang menganggap keberadaan mereka sebagai hal biasa menjadi tameng bagi mereka untuk menyuburkan komunitas. Saya sungguh prihatin. Ternyata selama ini kita hidup berdampingan dengan para penerus kaum Sodom. Bagaimana ini???


Renunglah kembali Surah Al-A'raaf ayat 80 hingga 84 yang bermaksud:

"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah)tatkala dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakanperbuatan faahisyah itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun(di dunia ini) sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untukmelepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamuini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanyamengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotaini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-puramensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnyakecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal(dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); makaperlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (AlQuran. 7:80-84)


Ya Rabb-- beri kami kekuatan untuk menyadarkan mereka yang hilang arah... karena jika tidak, adzab akan semakin bertambah. beri kami kekuatan ya Rabb.

Orang Tua = Murobbi Bagi Anak


Sungguh suatu kebahagiaan bagi orang tua jika mendapati anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Namun, untuk mendapatkan anak yang sperti itu tidak bisa diperoleh dengan instant saja dan berharap pada keajaiban yang tumbuh dengan sendirinya pada diri sang anak. Dibutuhkan kerja keras dan usaha lebih dari orang tua untuk mendidik anaknya agar bisa menjadi seperti yang diimpikan.

Kenapa butuh pendidikan yang secara langsung ditangani oleh orang tua? Karena memang orang tualah yang menjadi contoh pertama dalam kehidupan anak semasa kecilnya. Mari coba kita tela’ah dulu pengertian pendidikan.

Dari segi bahasa, kata tarbiyah (pendidikan) bisa dikembalikan pada 3 unsur bahasa, yaitu:
Rabaa-yarubuu, yang berarti: bertambah dan berkembang.
Allah berfirman: Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah (QS 2:276). Dikatakan: Rabbaituhu fatarabbaa (aku mengembangkannya; maka berkembanglah ia), dan ar-rabwah adalah tempat yang tinggi.

Rabiya-yarbaa: menurut wajan khafiya-yakhfaa, yang berarti: tumbuh (nasya’a) dan berkembang (tara’ra’a). dalam syairnya, Ibn ‘Arabii berkata:
“Barang siapa bertanya di mana aku,
Sungguh, aku ada di Makkah, rumahku.
Di sana aku tumbuh dan berkembang.”

Rabba-yarubbu: menurut madda-yamuddu, yang bermakna: perbaikan, siasat, dan penjagaan. Dalam syairnya, Hasan bin Tsabit berkata:
“Engkau benar-benar lebih baik ketika muncul di depan kami sewaktu keluar di halaman istana
Daripada mutiara putih murni yang diperbaiki dari kerang di bawah laut.”

Ar-Raaghib al-Ishfahaanii mengatakan, “Pendidikan (tarbiyyah) adalah mengembangkan sesuatu setahap demi setahap menuju kesempurnaan.” (Ash-Shawwaf,2003:47-48)

Maka, sudah cukup jelas jika orang tua ialah merupakan Murobbi (pendidik) sekaligus Qudwah (teladan) bagi anak-anaknya. Orang tualah yang mengamati perkembangan anak-anaknya. Pendidikan yang diberikan bagi orang tua tidak hanya soal pengetahuan umum, namun juga soal moral dan agama.

Maka, patut dikatakan jika Islam ialah agama yang sangat concern dengan pendidikan, bahkan sejak anak itu berada di dalam kandungan dan ketika ia lahir ke dunia. Di dalam kandungan, ayah atau ibu tidak hanya melakukan ritual yang memperhatikan kesehatan tubuh sang ibu dan jabang bayi, namun juga rohani. Seperti misalnya, jika waktu senggang, ayah dan ibu berusaha memperkenalkan sang anak yang masih di dalam perut kepada agamanya dengan bertilawah dan membaca buku yang menambah wawasan ke-Islaman dan pengingat kepada Allah.

Lalu ketika lahir, sang ayah dengan sigap dan segera mengumandangkan adzan dan iqomah ke telinga putra/putrinya. Sehingga adzan-lah sebagai materi awal bagi pendidikan pertama mereka. Telinga generasi cilik tsb bergerak-gerak seolah memahami akan apa yang dibisikkan dalam telinganya.

Seperti apa yang Allah firmankan dalam QS 51:56 bahwa: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.”
Para mufasir menyebutkan makna al-‘ibadah dalam ayat ini dalam beberapa pendapat; pertama, tauhid; kedua, melaksanakan ibadah dan menjaga ketaatan; ketiga, mengenal Allah (ma’rifatullah). (Tafsir al-Qurtuubi, Juz. 17/55)

Sebagaimana tujuan utama pernikahan dalam Islam adalah membina generasi imani yang mempunyai keimanan kuat dalam hatinya dan terlihat pengaruhnya pada akhlak dan perbuatannya. (Ash-Showwaf,2003:59)

Dalam sabdanya Rasulullah pun bersabda, “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”

Maka, semakin jelas pemikiran kita bahwa orang tua merupakan guru pertama bagi anaknya. Dan dasar-dasar akidah yang paling penting yang wajib diajarkan kepada anak-anak adalah: a) mengesakan Allah (tauhidullah), b) Allah menaklukkan semua makhluk untuk berkhidmat kepada manusia, c) beriman kepada qadha’ dan qadar serta bertawakal kepada Allah, d) menanamkan kecintaan kepada Nabi saw. (Ash-Showwaf,2003:60)

Semoga kita menjadi orang tua yang budiman lagi berbudi luhur dan menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kita nantinya. Amin!!
Wallahu a’lam bish showab

Sumber:
Al-Qur’an Al-Kariim
As-Sunnah
Ash-Showwaf, Muhammad Syarif. ABG Islami (Tarbiyyah al-abnaa wa al-muraahiqiin min manzhar asy-syari’ah al-islamiyyah). Terjemahan. Bandung: Pustaka Hidayah, 2003.

Masa KALAH sama anak-anak? =)


Kembali ke masa kecil adalah impian saya yang tak kan mungkin terjadi. Yah, memang betul itu. Saya menyebutnya dengan the impossible dreaming!! Saya iri dengan mereka yang masih bisa disebut dengan anak-anak. Padahal umur saya sudah masuk ke area 20 tahun, tapi masih saja ingin kembali menjadi anak-anak. Jadi tak heran jika saya terpengaruh dengan itu dan tanpa sadar menjadi manja, childish, dll.

Umm, atau mungkin ini karena saya masuk kepada fase remaja akhir sehingga terdapat krisis identitas. Ho-ho-ho, sok tau sekali ya?

Suatu waktu di kampus, tepatnya di lapangan serbaguna kampus di area student center, saya bersama dua orang teman melihat beberapa anak kecil yang tengah asyik bermain bola. Kondisi kampus itu memang sedang libur, jadi area student center sepi-sepi saja. Lalu kami mulai sepakat untuk bergabung bermain dengan mereka. Walau kami tau kami pasti kalah, tapi tetap tak mengurungkan niat kami utk ikutan main.

Lantas kami pun bermain… sungguh luar biasa sekali mereka, anak2 kecil itu! Larinya gesit-cepat dan lincah. Walau saya termasuk bisa menggocek bola, tapi tetap saja tidak bisa mengoper dengan baik. Lari pun kalah cepat. Jadi gawang kami kebobolan 2x. akhirnya ada kesempatan bagi saya untuk menggolkan bola, namun sayangnya GAGAL. Padahal mereka sudah sengaja MEMBERI KESEMPATAN agar kami bisa membobol bola mereka. Mereka pun juga sudah memberi seorang teman mereka untuk masuk sbg tim kami, namun tetap saja tidak bisa menambah kemenangan untuk kami.

Akhirnya, skor akhir tetap berpihak pada mereka. Kami pun menyudahi paksa karena kelelahan sendiri (ini gara2 jarang olahraga!!). dan sesuai perjanjian, karena kami kalah, kami pun harus membelikan air minum untuk mereka.

Hikmahnya, ini bukan soal menang atau kalah. Tapi soal kepuasan batin. Kami senang karena bisa bermain bola dengan teman2 kecil kami. Dan kami senang bisa berkeringat sebegitu derasnya setelah sekian lama tidak melakukan aktivitas seperti itu. Hmm…