Monday, December 29, 2008

Ini Dia TEGAL –Perjalanan dan Pengamatan— (Part 3: Pengajian Pinggir Jalan)

Setelah menyaksikan akad nikah yang hikmat dan mengharukan dan membantu ala kadarnya, saya sempat berjalan-jalan sebentar menuju Masjid Agung Slawi yang belum jadi dan mampir ke Tugu Perjuangan –entah apa namanya dan juga background sejarahnya, dan saya hanya mendapat jawaban bahwa di tugu tsb ialah tempat perang melawan Jepang— yang ada di seberang Masjid Agung juga calon Bundaran Slawi yang belum jadi.
Kemudian keesokan harinya –Minggu (28/12)— saya bersama dua teman kembali ke Jakarta pagi-pagi sekali. Kami diantar menuju stasiun Tegal. Dan ketika melewati Jl. Raya Pagongan di Minggu pagi itu, saya diberitahu Ariyanti (teman saya yang baru saja jadi pengantin baru) bahwa di jalan ini ada pengajian unik. Saya bertanya, pengajian seperti apa itu? dia menjelaskan bahwa pengajian itu tidak dilaksanakan di dalam mesjid, rumah atau gedung seperti lazimnya, namun DI PINGGIR-PINGGIR JALAN. Saya bertanya lagi, lalu leader alias ustadznya ada dimana? Ketika itu saya membayangkan ini pasti seperti sholat ied yang juga biasa dilakukan di jalan besar. Dan berarti kita tidak bisa melalu jalan ini karena jalanan dipenuhi orang, pikir saya ketika itu.ternyata SAYA SALAH. Pengajian ini memang benar-benar dilangsungkan di pinggir-pinggir jalan. Jadi ustadz atau pemimpin pengajian ini berada di salah satu teras warung dengan banner yang bertuliskan MAJELIS TA’LIM “AL-HIKMAH” dan sound system-nya. Sang ustadz memulai bacaan ayat Al-qur’an memakai speaker. Sedangkan para jamaah berbondong-bondong berdatangan dari segala penjuru kota dengan menggunakan berbagai kendaraan atau sekedar jalan kaki. Mereka mulai mengambil tempat masing-masing (di setiap emperan toko atau ruko bahkan rumah yang ada di Jl. Raya Pengagongan itu). mereka duduk hanya dengan beralaskan tikar dan Koran dan lalu mulai ikut mengaji. Hmm, unik. Kata Ariyanti, ini hanya terjadi setiap hari Minggu pagi. Wah, serunya ada pengajian seperti itu. tanpa disadari ini menjadi salah satu bentuk syiar Islam.

No comments: