Monday, December 29, 2008

Ini Dia TEGAL –Perjalanan dan Pengamatan— (Part 2: Eksplorasi Tenaga Anak)


Ketika kereta kelas ekonomi TEGAL ARUM jurusan Kota—Tegal transit sebentar di Cikampek, saya mengamati sekelompok anak laki-laki kecil yang tengah berjongkok di peron luar stasiun. Mereka menanti kedatangan kereta yang akan transit di stasiun itu, seperti kereta ini. Penantian mereka terhadap setiap kereta yang datang bukan tanpa maksud. Ya, mereka menanti untuk mengambil kesempatan emas meminta sekedar uang receh kepada para penumpang kereta dari luar jendela. Dengan memelas penuh mereka memohon untuk dikasihani dan diberi uang receh barang seribu. Saya tidak memberinya, melainkan mengambil gambarnya. Sampai teman saya berkomentar,”Urusin tuh Bekasi, masih banyak orang yang harus diurus. Jangan moto-moto aja.” Saya tertawa. Benar komentarnya. Saya berpikir, ternyata selama ini saya telah salah jalan juga mengambil foto rakyat kecil yang malang tanpa banyak membantunya. Tapi saya berpikir ulang, bahwa saya tidak hanya ingin menjadi sekedar pemberi receh tanpa mampu mengubah ini semua menjadi lebih baik. SAYA INGIN SEKALI MENIADAKAN HAL INI. Karena menurut saya recehan yang dinanti anak-anak itu hanya akan menambah ketergantungan mereka. Mereka tidak boleh memiliki paradigma begitu. Memang sih bukan mereka, namun orang tua yang memberi isu panas kepada mereka. Dan tanpa sadar orang tua telah mengeksplor tenaga anaknya sendiri kepada hal-hal yang berakibat tidak baik kepada anak itu sendiri. Anak dipekerjakan, padahal bukan itu hak mereka. Aduhh, bagaimana ini ya?? Ayo Dila, pikir-pikir-pikir!!! Jangan Cuma bisa nuntut, tapi berikan apa yang dituntut.

No comments: