Tuesday, January 6, 2009

Berteman dengan Capung --proses tadabbur--



“Alam tak pernah berhenti membuatku kagum.” (tokoh Arnold dalam serial kartun “The Magic School Bus”)


Sebuah kekaguman tanpa batas ketika kita melihat alam. Maka luangkan waktu anda sejenak untuk mengamati dan mentadabburi pesan-pesan alam yang ada. Sudah seringkah anda lakukan?



“ … Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS. Al-Mulk: 3-4)


Ketika itu sore hari di wilayah Serpong. Saya duduk di tepi danau bersama dua teman baik sambil memandang kedepan, melihat betapa indahnya nuansa alam. Kami bertiga duduk tidak hanya sekedar ngobrol, namun mengadakan pembicaraan tentang tahsin dan tilawah hingga akhirnya salah seorang dari kami mengajak untuk muroja’ah juz 30.

kami pun bersiap-siap memulai. Namun tiba-tiba seekor teman kecil dari alam menghampiri saya dan bertengger di kaos kuning panjang yang saya kenakan. Saya takjub, CAPUNG dengan jenis Army Dragonfly itu menghampiri saya. saya amati terus menerus sambil melafadzkan Al-Buruj. Agak lama capung hijau itu bertengger di kaos sebelum pindah ke tangan kiri saya. semakin takjub saya dibuatnya. Pelan-pelan saya mengangkat tangan kiri saya sambil terus pula menggerakkan kamera nganggur yang ada di tangan kanan saya untuk mengambil gambarnya. hebatnya capung itu tidak pergi, namun sepertinya sangat betah berada dekat dengan seorang Dila. Dia terus berada di sisi saya hingga menjelang adzan maghrib dimana ketika itu kami pun menyudahi agenda muroja’ah juz 30 kami. Ya Rabb, makhluk-Mu yang satu itu sungguh ramah padaku.

Padahal dulu ketika kecil, saya selalu menangkap capung-capung untuk dijadikan mainan. Bahkan sering juga saya patahkan sayapnya atau sengaja menindihnya dengan batu-batu koral. Namun hingga kini tidak ada balasan jahat dari capung-capung itu, malah seekor dari mereka menghampiri saya. Subhanallah! Kira-kira mengapa ya capung tersebut mau menghampiri saya dan terdiam cukup lama. Mungkinkah karena kami sedang muroja’ah sehingga ia datang dan ingin ikut mendengar? Umm, so sweet kalau begitu. Ternyata memang benar bahwa setiap makhluk yang diciptakan Allah SWT selalu bertasbih kepadanya. Ada sekitar 5 surat dalam Al-Qur’an juz 27 dan juz 28 yang menyatakan hal tersebut.


“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hadiid: 1)

“Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr: 1)

“Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. As-Shoff: 1)

“Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Jumu’ah: 1)

“Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Taghaabun: 1)


Sungguh benar adanya bahwa seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi memuji nama-Nya. Mereka senantiasa tunduk kepada sang pencipta. Setidaknya itulah yang saya tadabburi. Maka mengapa kita menolak untuk bersyukur? Padahal itu sudah menjadi kewajiban kita. Padahal segala sesuatu telah ditundukkan untuk manusia seperti kita. Malu-lah kita pada capung Army Dragonfly itu.


“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (QS. Al-Infithaar: 6)


Begitulah proses tadabbur. Percuma sekali jika kita hanya mampu melihat dan membuat komentar asal. Tapi lihatlah dan amatilah dan renungkanlah dan ambillah hikmah dari segala sesuatu yang kita lihat-dengar-rasakan. Bumi ini sungguh dan begitu luas, maka lewatilah dan laluilah kemudian tadabburi segala nikmat dan cobaan-Nya. Bukankah Allah telah perintahkan kita untuk seperti itu?


“Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu." (QS. Nuh: 19-20)

No comments: