Tuesday, January 13, 2009

Anak Kecil itu Mau Kemana ya?


Mungkin saya termasuk tipe orang yang iseng dalam segala hal. Iseng melakukan hal yang mungkin tidak penting dan tidak sesuai dengan fiqh awliyat. Tapi saya yakin ke-isengan ini bisa bermanfaat. Soal iseng, macam-macam yang saya lakukan, salah satunya ialah meng-capture apa saja yang terlihat dalam pandangan saya. tapi jangan harap saya bersedia meng-capture orang-orang narsis yang memang ingin dipoto, karena buat saya tidak ada seninya. ha-ha…

Lanjut kepada hal yang akan saya bahas. Kemarin ketika saya pulang kerumah dalam keadaan hujan, saya duduk di angkot dengan keadaan dingin dan terciprat air hujan dari luar pintu angkot. Ketika sudah 20 menit saya duduk, angkot melewati jalan baru di daerah Cakung dan berhenti sebentar karena akan ada penumpang yang naik. Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang basah kuyup kedinginan berusia sekitar 9-10 tahun naik dan duduk di paling pinggir. Awalnya saya pikir dia adalah pengamen, namun saya curiga karena anak ini karena tidak ada gitar kecil atau botol aqua atau kayu kecil dengan tutup botol cocacola, dsj yang biasa dijadikan alat utama untuk mengamen. Juga tidak ada amplop kecil yang biasa dibagikan kepada para penumpang angkot. Ya saya menunggu itu, namun tidak ada. Hingga pada akhirnya saya berubah pikiran, karena anak itu memang bukan pengamen. Anak tsb berstatus sama dengan kami, yakni penumpang.

Saya terus amati anak tsb, krn jarak kami memang cukup dekat. Bajunya dan badannya yang basah kuyup membuat saya bertanya. Mau kemana anak ini? Tanpa orang dewasa yang menemaninya. Dulu ketika saya masih seusia dengannya saya takut sekali bepergian sendirian dengan jarak yang cukup jauh. Kecuali ketika saya kelas 1 SMP di usia 10 tahun, saya harus terpaksa pergi sendiri ke sekolah yg jaraknya cukup jauh dengan takut-takut. Ah, memang berbeda saya dengan dirinya.

Saya terus memandangi anak tersebut. Dia kedinginan. Saya jadi cukup iba dengannya. hingga ketika angkot tsb kembali berhenti karena ada penumpang yang akan naik. Kebetulan tempat duduk sudah penuh, sedangkan supir angkot menyuruh calon penumpang itu naik. Dan pada akhirnya supir bertanya pada anak kecil itu (ternyata supir juga mengira ia adalah pengamen) kemana ia akan pergi. Dengan suara gemetar ia menjawab tujuannya “Jembatan Sentra Bisnis, Bang.” Saya lega dalam hati, “ooh disana.” Akhirnya calon penumpang tersebut mengalah untuk tidak duduk, namun menggelantung di pintu dengan guyuran air hujan yang cukup deras.

Angkot terus berjalan hingga akhirnya berhenti di Sentra Bisnis Harapan Indah, tempat tujuan anak itu. seluruh mata penumpang tertuju pada anak tsb ketika ia turun. Saya yakin kami pun memiliki pertanyaan yang sama. Mau kemana ia? Berani sekali bepergian tanpa orang dewasa yang menemaninya. Sambil membuat senyum datar saya mencoba mengingat momen ketika kelas 1 SMP dulu. saya bersama dua orang teman ketika itu sedang makan di dunkin donut di area Gramedia Matraman. Ketika tengah asyik makan, kami mendapat julukan “Anak Hilang” dari seorang bapak. Wahaha, memang anak kecil itu harus diwaspadai. Banyak yang mengkhawatirkan anak kecil, dimanapun dan kapanpun.

No comments: