Thursday, October 23, 2008

Albom—Jurian—Hirata



Tiga nama penulis diatas (sebagai judul) ialah tiga orang yang saya baca karyanya bulan ini. Untuk nama dua penulis pertama, saya baca bukunya langsung dan satu nama terakhir saya baca bukunya lewat karya yang sudah diterjemahkan dalam film.

Mitch Albom dengan TUESDAYS WITH MORRIE
====================================

Buku terjemahan yang kabarnya sudah menjadi international best seller ini memang sangat impressive. Mengisahkan tentang seorang dosen di sebuah universitas di salah satu Negara bagian di USA bernama Morrie yang mengajar sosiologi. Ia merupakan dosen yang menarik ketika memberi pelajaran dan hikmah dan pengalaman hidup. Selalu ada hikmah mendalam yang disampaikan ketika mengajar. Mitch Albom, seorang mahasiswa dan juga sahabat terbaiknya mencoba menulis buku ini stelah kematiannya. Sebab buku ini merupakan hasil diskusi di setiap selasa beberapa bulan sebelum kematiannya.

Morrie memang terkena penyakit yang sulit disembuhkan dan belum ditemukan obatnya ketika itu; yakni penyakit yang menyerang syaraf sehingga kerja seluruh syaraf tubuh melambat dan mati. Penyakit ini memang mematikan si penderita perlahan-lahan. Sungguh penyesalan bagi Alboms untuk mengetahui keadaan dosennya itu setelah ia menderita sakit. Ketika itu Alboms memang sudah lama tidak mengunjungi sang guru besar tersebut dan memilih untuk berkarir sebagai penulis kolom olahraga terkenal (padahal ia telah berjanji untuk mengunjungi gurunya tsb). Dan ketika itu pula pada suatu hari tanpa sengaja ia menonton acara talk show televisi yang menampilkan Morrie sebagai narasumber sedang ia tengah dalam keadaan sakit. Dan sejak itu ia mulai mengunjungi Morrie dengan rutin yakni setiap selasa. Ia menganggapnya ini ialah kuliah terakhirnya dan banyak hal yang dibicarakan setiap kali ia bertemu dengan Morrie. Bukan pelajaran yang membutuhkan catatan banyak dan ulangan yang serius dalam kertas, namun ini ialah pelajaran mengenai kehidupan.

Jurie G Jurian dengan OPIK SOK COOL NIH!
==================================

Berikut ini ialah merupakan novel lucu yang tidak begitu tebal. Gaya cerita dan tulisannya cukup mengalir dan enak dibaca. Pesan yang disampaikan juga sampai khususnya jika dibaca oleh orang-orang yang tidak terlalu suka membaca bacaan dengan topik berat.

Bercerita tentang seorang mahasiswa ‘culun’ bernama Opik, kuliah di jurusan Teknik Sipil di sebuah universitas terkenal di Bandung. Opik adalah seorang yang mengaku berasal dari kampung dan tidak pernah ke kota besar sebelumnya (bahkan ngakunya tidak akan pergi ke Bandung kalau bukan karena kuliah). Ia disukai oleh seorang gadis cantik bernama Bella. Bella ialah anak seorang diplomat. Ia besar dan pernah bersekolah di Inggris dan Prancis. Namun Opik tampak tidak peduli dengan Bella. Ia merasa ia hanyalah orang yang sangat biasa dan tidak cukup baik bagi Bella. Namun sebenarnya ia kurang menyukai Bella yang senang berpenampilan dengan pakaian ketat dan terbuka. Opik memang aktivis masjid selain menjadi aktivis BEM.

Namun kisah menjadi berubah ketika liburan tiba. Bella bersama pacar dari sahabat Opik berencana mengikuti pengajian dan pesantren kilat selama liburan bagi mahasiswa di sebuah pesantren yang ternyata merupakan kampung halaman Opik. Dan ternyata, Opik pun diketahui masih termasuk dalam jajaran keluarga pesantren tsb. Ia juga ikut Bantu-bantu mengajar ngaji disana. Bella lantas kaget dan takjub ketika mengetahui hal tersebut. Ia pun makin merasa respek pada Opik, sehingga ia menjadi malu sekali ketika bertemu dengan Opik lantaran kepintaran dan kerendahan hati Opik selama ini.

Ada banyak topik yang dibahas Jurie disini. Namun Jurie berhasil memadukan topik tersebut sehingga tidak berbenturan dan pesan yang disampaikan cukup tepat tujuan. Topik tersebut antara lain mengenai cinta, batasan-batasan aurat, sampai masalah terorisme. Namun yang saya sayangkan kenapa judulnya kok sederhana sekali, Cuma ‘OPIK SOK COOL NIH!’. Padahal jika mau bersusah payah untuk memikirkan judul sebentar saja, pasti akan dapat judul yang lebih baik. Karena buat saya judulnya Cuma kurang tepat. Atau mungkin judul ini untuk menarik pembaca. Ah, tapi tidak juga. Lalu apa ya judul yang tepat? =)

Andrea Hirata with LASKAR PELANGI
==============================

Penulis dan judul buku dan film diatas sudah terkenal dan sangat fenomenal di Indonesia. Semua sudah tahu dengan hal yang satu ini. Namun kurang lengkap rasanya jika saya tidak menyebut nama Mira Lesmana dan Riri Riza jika mau membahas filmnya. Karena memang, saya belum pernah membaca novelnya. Alasannya MALAS. Merupakan alasan bodoh bagi seseorang yang mengaku mahasiswa seperti saya.

Lanjut dengan Laskar Pelangi. Memang benar kata seorang teman, Zamal Firdaus, mengenai film ini dan berkaitan dengan novel aslinya. Yang penting bukan orisinal bahwa film harus dengan sesuai novelnya, namun lihat pesan yang disampaikannya. Karena saya pikir (setelah melihat beberapa film yang diadaptasi dari novel; Da Vinci Code & Ayat-Ayat Cinta) akan menjadi sangat jelek jika film tidak sesuai betul dengan novelnya. Namun Laskar Pelangi lain (atau mungkin karena saya belum baca novelnya?). meski berbeda dengan novelnya, kata orang-orang yang sudah membaca novelnya dan bahkan kata Andrea Hirata sendiri, filmnya lebih bagus dan ekspresif. Kita mampu tertawa dan menangis karenanya. Melihat hikmah yang disampaikan tokoh-tokohnya juga melihat kepolosan dari ke-sepuluh tokoh ciliknya. Semua menjadi inspirasi!

“Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya dan bukan menerima sebanyak-banyaknya.” Itu kata Pak Harfan.

Benar-benar film yang amat bagus di tengah kegersangan dunia industri hiburan saat ini.



PS: special thx to Ulfatun Ni’mah (untuk pinjaman buku TUESDAYS WITH MORRIE), Saiful Bahri (untuk pinjaman OPIK SOK COOL NIH!) dan Zamal Firdaus (untuk diskusi singkat mengenai film Laskar Pelangi).
======
sumber gambar film laskar pelangi: http://laskarpelangithemovie.blogspot.com/
======

No comments: