Tuesday, February 10, 2009

Belajar dari HAMAS

* Tulisan ini dibuat dan disadur oleh teman pemilik blog ini, ZIDNI R.R, SE.I

Invasi zionis israel ke bumi Gaza untuk sementara waktu dihentikan. Sesaat penduduk Gaza dapat sedikit bernafas lega, sebab terror yang menggila selama kurang lebih 3 minggu untuk sementara waktu berhenti. Namun, tidak ada yang menjamin sampai kapan kondisi ini berlangsung. Boleh jadi sebulan, seminggu, atau bahkan sehari lagi israel akan kembali menginvasi Gaza, membunuh anak-anak, wanita dan penduduk yang tidak berdosa.
Sungguh miris hati ini tatkala berita duka meninggalnya ribuan umat Islam Palestina disiarkan melalui layar-layar televisi. Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina telah menunjukkan kepada kita betapa kejinya israel dalam memperlakukan bangsa Palestina. Anak-anak dan wanita yang seharusnya tidak boleh dijadikan target serangan, justru banyak dibunuh. Sekolah, kamp pengungsian, bahkan kuburan yang tidak ada hubungannya dengan HAMAS turut diluluhlantakkan.
Di sisi lain kita juga melihat bagaimana parahnya kondisi persaudaraan kaum muslimin, khususnya Negara-negara Arab. Jangankan mengerahkan pasukan untuk membantu saudara muslim mereka di Palestina, sekedar mengecam ataupun menyatakan sikap saja seolah enggan. Seolah mereka rela “saudara-saudara” seiman mereka di bantai oleh zionis israel, asalkan kepentingan bisnis mereka tidak terusik.
Bahkan Mesir, sebagai tetangga terdekat Palestina yang diharapkan peran positifnya bagi Palestina, justru membuka daerah perbatasannya sehingga pasukan israel dapat leluasa melakukan serangan darat yang kejam kepada Muslim Palestina. Inilah potret buram “persaudaraan muslim” abad ini. Gelombang protes dan kecaman, serta bantuan justru banyak datang dari negeri-negeri yang jauh seperti Indonesia, Turki, dan sebagainya.
Menariknya, israel akhirnya hengkang dari Jalur Gaza. Entah karena frustasi melawan HAMAS atau ada skenario lain, yang jelas kekuatan HAMAS dapat bertahan dari serangan israel yang membabi buta dan tanpa pandang bulu.
Melihat perjuangan HAMAS yang gigih dan pantang menyerah, kiranya kita perlu belajar dari mereka. Bagaimana mereka mampu menjadi sebuah organisasi yang kuat ditengah kekacauan situasi di Palestina. Selain itu mereka juga mampu menyadarkan bangsa Palestina untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah Israel dengan didasari oleh nilai-nilai keIslaman, sehingga sampai saat ini perlawanan terhadap penjajahan israel tidak pernah surut. Beberapa hal yang dapat kita ambil pelajaran antara lain:

1. Kembali kepada ajaran dan Nilai Islam
Pokok utama yang dibenahi Hamas adalah mengajak rakyat Palestina untuk kembali kepada ajaran dan nilai-nilai Islam, yang telah demikian lama dilupakan dan ditinggalkan. Penyadaran untuk kembali kepada ajaran Islam merupakan hal yang paling asasi untuk dilakukan.
Buah dari apa yang telah dilakukan HAMAS dapat kita lihat hari ini. Bulan Ramadhan lalu, ratusan anak, bahkan ribuan, berusia tujuh sampai sebelas tahun diwisuda karena telah berhasil menghafal Al-quran 30 Juz. Subhanallah. Inilah alasan mengapa israel membunuh anak-anak pada invasinya kemarin, sebab mereka sangat khawatir anak-anak tersebut akan menjadi penentang-penentang mereka suatu hari nanti. Mereka masih ingat Faris Audah, Syuhada kecil yang berani menghadang tank-tank Israel dengan hanya bermodalkan batu di tangannya.

2. Berakar dari gerakan sosial
Dalam kesan media, HAMAS terkesan sangat politis. Bahkan terkesan tidak lepas dari radikalisme, kekerasan, dan terorisme. Terlebih setelah Amerika memasukkan HAMAS kedalam daftar kelompok teroris versi mereka. Padahal sejatinya, HAMAS merupakan sebuah gerakan sosial yang bergelut pada berbagai aspek kehidupan rakyat Palestina.
Jauh sebelum HAMAS berdiri, Ikhwanul Muslimin yang merupakan cikal bakal HAMAS, mendirikan yayasan-yayasan sosial yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, ekonomi dan aspek kehidupan masyarakat lainnya. Salah satunya adalah Al-Majma` Al-Islami yang didirikan oleh Syekh Ahmad Yasin, yang juga seorang pendiri Hamas. Syekh Ahmad Yasin merupakan seorang aktivis sosial yang concern terhadap perbaikan nasib rakyat, sebelum memimpin perjuangan HAMAS nantinya.
Kader-kader ikhwan memprakarsai berdirinya sekolah-sekolah tinggi dan universitas di Jalur Gaza dan Tepi Barat, salah satunya adalah Universitas Gaza yang masih eksis hingga sekarang. Di bidang ekonomi, mereka mendirikan perusahaan-perusahaan kecil dan menengah. Gerakan ini efektif membendung gelombang pengangguran dan memperkuat perekonomian masyarakat. Bahkan ketika israel melakukan blockade terhadap Jalur Gaza, perekonomian masyarakat palestina masih tetap berdenyut. Gerakan ekonomi yang dilakukan HAMAS mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi domestic yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga ketergantungan terhadap israel dan dunia luar dapat dikurangi.
Semua yang dilakukan HAMAS itu membuat mereka dekat dengan masyarakat. HAMAS dirasakan masyarakat menjadi solusi ditengah ketidakpastian hidup yang meraka derita. Oleh karena itu tidaklah mengherankan ketika HAMAS memenangkan pemilu 2006 yang demokratis, jauh mengungguli pesaing yang lain. Padahal itulah kali pertama mereka tampil dalam pemilu di Palestina. Namun demikian, pihak Amerika dan sekutunya tidak mengakui pemerintahan HAMAS, sehingga melakukan embargo dan blockade kepada Palestina. (Tiar Anwar Bahtiar, 2006).
Perlawanan bersenjata yang dilakukan HAMAS selama ini sejatinya dilakukan oleh sayap militer brigade Izzuddin Al-Qossam. Divisi lainnya tetap menjalankan fungsi sosialnya dalam melayani masyarakat. Jadi, HAMAS bukanlah organisasi bersenjata belaka melainkan sebuah gerakan yang menggarap aspek-aspek kehidupan masyarakat.

3. Berjuang dalam rangka mempertahankan HakPerjuangan bersenjata yang dilakukan HAMAS adalah sebuah keharusan dalam membela diri. Demi mempertahankan hak-hak dan wilayah Palestina yang selalu dicaplok israel dari waktu ke waktu, mereka mengobarkan perlawanan. Akan tetapi media, utamanya media barat, justru memutarbalikkan fakta. Mereka mengesankan HAMAS- lah pihak yang tidak menghendaki perdamaian di Timur Tengah dengan dalih roket-roket yang senantiasa di luncurkan ke pemukiman Yahudi. Perjuangan HAMAS saat ini bukan dilatar belakangi karena sebuah kebencian belaka terhadap Yahudi israel, tetapi perjuangan HAMAS dilatarbelakangi dengan sebuah perjalanan sejarah Penjajahan Yahudi ditahun 60-an dan ditambah dengan keluarnya resolusi PBB yang membagi wilayah-wilayah palestina saat itu. Rakyat Palestina menginginkan kemerdekaan bangsanya atas penjajahan israel. Hal ini yang menyebabkan HAMAS beserta rakyat Palestina melakukan pembelaan terhadap haknya tanpa mengenal lelah.(Masdar, 2009)

No comments: